Hubungan antara Beban dan Penurunan Lumpur Lapindo pada Uji Konsolidasi
Abstract
Semburan Iumpur Lapindo telah menyebabkan tergenangnya kawasan
pemukiman, perindustrian dan infrastruktur di sekitarnya, tentunya kawasan
tersebut tidak mungkin dibiarkan begitu saja, perlu diadakan revitalisasi agar
dapat ditata ulang dan dibangun kembali seperti semula. Permasalahan yang
sering terjadi ketika akan dibangun suatu konstruksi di atas tanah lunak adalah
adanya penurunan yang sangat besar, perlu diadakan penelitian mengenai
penurunan yang terjadi setelah diberikan pembebanan.
Dalam penelitian ini dilakukan uji konsolidasi di laboratoriuin untuk
melakukan pendekatan tentang sifat pemampatan, besarnya penurunan,
kecepatan konsolidasi dan hubungan antara beban dan penurunan pada lumpur
Lapindo yang berasal dari Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Berdasarkan sifat jisik, lumpur Lapindo berwarna abu-abu tua, lengket,
sedikit mengandung pasir. Pada sistem klasifikasi Unified, termasuk dalam
golongan tanah MH yaitu lanau yang mempunyai kompresibilitas tinggi.
Sedangkan menurut klasifikasi AASHTO dikelompokkan kedalam A-7-5 (28) jenis
lanau-lempung. Hasil uji konsolidasi menunjukkan Penurunan terbesar pada
benda uji undisturbed terjadi pada awal pembebanan 0.50 kg sebesar 0,288 mm
sedangkan pada benda uji dengan kadar air optimum pada pembebanan
maksimum 16 kg sebesar 0,096 mm. Nilai Cv maksimum pada pengujian sampel
undisturbed lebih besar 8,14 % dibanding sampel disturbed dengan kadar air
optimum. Hubungan antara beban dan penurunan adalah semakin besar beban
menunjukan kecenderungan penurunan semakin besar. Penurunan primer (Sc)
sampel undisturbed lebih besar 61,60 %. Dibanding Sc (wopt). Cv rata-rata sampel
undisturbed pada derajat konsolidasi U 90 % dan Tv 0,848 lebih besar 39,01 %.
Nilai Cc rata-rata undisturbed 0,6551 dan sampel kadar air (wopt) Cc rata-rata
0,1668. Perbedaan angka pori sebelum pengujian 54,67 % dan 27,77 % pada
akhir pengujian.
Collections
- Civil Engineering [4199]