Show simple item record

dc.contributor.authorSofyan Adi Rismanto, 99511135
dc.contributor.authorLutfi Nurhidayat, 99511196
dc.date.accessioned2020-06-12T06:19:56Z
dc.date.available2020-06-12T06:19:56Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21307
dc.description.abstractTingginya curah hujan yang jatuh ke permukaan telah memberikan keuntungan bagi masyarakat antara lain tercukupinya kandungan air tanah, serta lancarnya proses irigasi pada pertanian. Tetapi disisi lain hujan juga menimbulkan petaka pada sebagian wilayah, hal ini ditunjukkan dengan terjadinya banjir yang seringkali menimbulkan masalah kesehatan, salah satunya timbulnya penyakit demam berdarah. Kejadian Demam Berdarah pada tahun 2004 yang lalu Yogyakarta menempati peringkat ke-2 untuk seluruh wilayah Indonesia, jika dibandingkan dengan wilayah Yogyakarta yang tidak terlalu besar hal ini merupakan temuan yang perlu ditindaklanjuti dengan mencari keterkaitan antara hidrologi lingkungan dengan kawasan yang terserang demam berdarah dengue di kota Yogyakarta. " Lokasi penelitian meliputi 15 Kelurahan dari 45 Kelurahan di Kotamadya Yogyakarta yang merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan data jumlah penderita dari Dinas Kesehatan tahun 2003. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan wawancara dan pembagian kuisioner untuk mengetahui perilaku dan kebudayaan masyarakat daerah tersebut. Pengukuran laju infiltrasi pada lapisan permukaan tanah asli dengan ring infiltrometer panjang 60cm serta diameter 30cm yang dimasukkan ke dalam tanah sedalam 50cm, kemudian dituangkan air setinggi ± 10cm, dan dicatat penurunan air setiap 5 menit sekali, sampai penurunan menunjukkan waktu yang konstan. Pemeriksaan soil propertis dilakukan di laboratorium dari sampel tanah yang diambil dari daerah penelitian dengan elevasi 0,00m dan -0,50m. Mencari korelasi antara besar curah hujan per hari dengan besar daya infiltrasi tanah, untuk menentukan lama genangan yang terjadi. Pada penelitian ini didapatkan hasil analisis data kuisioner tentang perilaku dari kebudayaan masyarakat yang termasuk dalam kategori masyarakat dan wilayah yang baik. Besar daya infiltrasi menggunakan metoda Horton sebesar 0,1cm jam - 3,7cm/jam, yang lebih besar dari laju intensitas hujan. Dari pemeriksaan indeks propertis tanah didapatkan nilai kadar air tanah (w) sebesar 8,43% - 43,15%, berat jenis tanah (Gs) sebesar 2,52 - 2,79, angka pori (e) sebesar 1,01 -2,37, porositas (n) sebesar 0,50 - 0,70, serta didapatkan jenis tanah berupa pasir berlempung dan lempung berpasir yang mempunyai sifat permeabilitas semi pervious (setengah cepat). Korelasi curah hujan harian dengan daya infiltrasi (f(t)) Horton merupakan korelasi positif, yang berarti tidak terdapat genangan yang melebihi siklus hidup nyamuk Aedes aegypti yaitu 10 - 12 hari.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPengaruh Hidrologi Lingkunganen_US
dc.subjectKejadian Penyakiten_US
dc.subjectDemam Berdarah Dengueen_US
dc.subjectKotamadya Yogyakartaen_US
dc.titlePengaruh Hidrologi Lingkungan terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kotamadya Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record