Show simple item record

dc.contributor.authorSanprihartono, 98511101
dc.contributor.authorNur Hidayat, 97511197
dc.date.accessioned2020-06-12T06:17:03Z
dc.date.available2020-06-12T06:17:03Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21301
dc.description.abstractSecara keseluruhan jumlah air di planet bumi relatif tetap dari masa kemasa. Air di bumi mengalami siklus melalui serangkaian peristiwa yang berlangsung terus menerus. Di perkotaan siklus hidrologi ini paling sering mengalami gangguan. Bukti ini dapat ditunjukkan dengan indikasi yang sangat sederhana yaitu pesatnya perubahan tata guna tanah dari lapisan lolos air ke Iapisan kedap air dan bertambahnya jumlah curah hujan yang berakibat terhadap kenaikan air limpasan permukaan atau berkurangnya jumlah curah hujan berakibat berkurangnya ketersediaan air permukaan. Dampak yang sering terjadi adalah kenaikan limpasan permukaan yang berakibat pada bencana banjir. Yogyakarta memiliki bentuk topografi yang sangat unik, jarak antara elevasi tanah tinggi dengan elevasi tanah rendah sangat pendek sehingga siklus hidrologi terjadi sangat cepat, perubahan guna lahan pada daerah penyangga di Yoyakarta akan mengakibatkan meningkatnya air limpasan permukaan yang masuk ke dalam sungai-sungai di Yogjakarta. Tugas akhir ini menganalisis tentang hubungan antara perubahan guna lahan dengan air limpasan pada sunggai Pelang yang berada di sebelah barat kawasan Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia. Peneliti mencari parameter-parameter yang mempengaruhi perubahan air limpasan (run off) yang terjadi di daerah aliran sungai Pelang dari tahun 1989 dan tahun 2003, untuk analisa guna lahan peneliti menggunakan softwere GIS (Geography Information System) dan untuk analisa frekuensi dan probabilitas Intensitas Hujan digunakan metode maksimum Gumbel dilanjutkan dengan analisis lengkung IDF (Intensity Duration Frequency). IDF yang sesuai berasal dari membandigkan hasil ketiga rumus intensitas hujan yaitu rumus Thalbot, Sherman dan Ishiguro, Besar air limpasan diperoleh dari dua metode yaitu metode Rasional dan metode Nakayasu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya penduduk di kawasan DAS Pelang mengakibatkan berubahnya tata guna lahan di daerah kawasan DAS Pelang sehingga menyebabkan berubahnya pula daya resap tanah terhadap air hujan yang jatuh. Hal ini juga mempengaruhi besarnya air yang melimpas pada saat terjadi hujan di kawasan tersebut. Dari hasil penelitian dikawasan DAS Pelang koefisien limpasan tahun 1989 adalah 0.426 meningkat menjadi 0.465 di tahun 2003, terjadi kenaikan air limpasan rata rata 8.455 % pada DAS Pelang tahun 2003 dari DAS pelang tahun 1989.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectHubungan antara Perubahan Tata Guna Lahanen_US
dc.subjectAir Limpasan Permukaanen_US
dc.subjectDaerah Aliran Sungai Pelangen_US
dc.titleHubungan antara Perubahan Tata Guna Lahan dengan Air Limpasan Permukaan pada Daerah Aliran Sungai Pelangen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record