Analisis Tingkat Pelayanan Lalu-Lintas pada Persimpangan Jokteng Kulon-Gading-Jokteng Wetan Yogyakarta
Abstract
Kelancaran lalu-lintas di suatu persimpangan sebidang tergantung dari
kemampuan pelayanan terhadap lalu-lintas. Tingkat pelayanan yang dicapai
persimpangan, berhubungan dengan lamanya waktu penundaan yang terjadi. Pada
persimpangan Jokteng Kulon-Gading-Jokteng Wetan pada jam-jam sibuk terjadi
penundaan yang cukup lama pada saat melewati ketiga persimpangan.
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah volume lalu-lintas jam sibuk di
masing-masing kaki persimpangan dan kondisi lampu lalu-lintas yang ada sekarang ini.
yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Highway Capacity Manual
(HCM) 1994 dan Webster.
Hasil analisis kategori tingkat pelayananan menurut HCM 1994 pada ketiga
persimpangan tersebut adalah F. Dan kondisi lampu lalu-lintas tidak memberikan
koordinasi yang baik lama penundaan pada simpang Jokteng Kulon adalah 280,9814
detik per kendaraan, simpang Gading adalah 1091.2572 detik per kendaraan. dan pada
simpang Jokteng Wetan adalah 1475,8064 detik per kendaraan. sehingga pemecahan
masalah perlu dilakukan. Pemecahan masalah dilakukan dengan menyamakan waktu
siklus pada ketiga simpang tersebut yaitu 78 detik. Hal ini menyebabkan tingkat
pelayanan pada ketiga persimpangan berubah naik yaitu sebesar 44,8046 detik per
kendaraan pada persimpangan Jokteng Kulon, 436,9107 detik per kendaraan pada
persimpangan Gading, dan 741,3756 detik per kendaraan pada persimpangan Jokteng
Wetan. Sedangkan menurut analisis Webster lama penundaan sebelum pemecahan
masalah pada simpang Jokteng Kulon adalah 35.95377 detik per kendaraan. simpang
Gading adalah 60.27531 detik per kendaraan dan pada simpang Jokteng Wetan adalah
57.31163 detik per kendaraan. Dan lama penundaan sesudah pemecahan masalah pada
simpang Jokteng Kulon adalah 35,95377 detik per kendaraan, simpang Gading adalah
24,2076 detik per kendaraan dan simpang Jokteng Wetan adalah 30,65427 detik per
kendaraan. Dengan demikian analisis Webster lebih baik dibanding dengan analisis
HCM 1994 pada penelitian ini.
Kondisi lampu lalu-lintas pun bisa dikoordinasikan. dimana bis antar kota
dalam propinsi (AKDP) jurusan Jogjo-Banlul yang melewati persimpangan Jokteng
Kulon ke persimpangan Gading dengan kecepatan perjalanan 7,45 m detik, dan dari
persimpangan Gading ke persimpangan Jokteng Wetan dengan kecepatan perjalanan
5,6 m detik dapat melewati persimpangan tanpa mendapatkan waktu merah. Hal ini
disebabkan waktu siklus pada ketiga persimpangan ini sama.
Collections
- Civil Engineering [4205]