Show simple item record

dc.contributor.authorGiyarto, 98511232
dc.contributor.authorMukti Surya Agus, 98511032
dc.date.accessioned2020-06-10T09:56:38Z
dc.date.available2020-06-10T09:56:38Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21234
dc.description.abstractMata air Umbul Wadon merupakan mata air kontak, muncul terkonsentrasi pada lembah sungai Kali Kuning yang terletak di Dusun Pengukrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Air dari Mata air tersebut dimanfaatkan oleh beberapa pihak yaitu PDAM Tirta Dharma Sleman, PDAM Tirta Marta Jogjakarta, PD. Arga Jasa dan Warga (air minum dan irigasi), yang pembagiannya mengacu kesepakatan AMDAL tahun 1999. Dari penerapan pembagian air sesuai AMDAL tersebut terjadi ketidakpuasan dari pihak PDAM yang mengalami kerugian akibat pengurangan jatah debit air yang diperoleh dari Mata Air Umbul Wadon. Tugas Akhir ini menganalisis tentang pemanfaatan air dari Mata Air Umbul Wadon setelah penerapan AMDAL tahun 1999 dengan meninjau dari tiga aspek yaitu aspek teknis, ekonomis dan lingkungan. Dalam aspek teknis meninjau jatah debit air yang diperoleh masing-masing pihak khususnya PDAM Tirta Dharma dan kemampuan optimal dalam pelayanan. Sedangkan dari aspek ekonomis mencari seberapa besar air yang dapat dijual dan penentuan tarif agar tercapai titik impas, dengan menggunakan metode Break Even Point (BEP) pada salah satu pihak yang paling bermasalah yaitu PDAMTirta Dharma Sleman. Untuk aspek lingkungan yaitu mengetahui dampak dari penerapan AMDAL tahun 1999. PDAM Tirta Dharma mendapat jatah debit sebesar 63,28 It/ dt hanya mampu melayani 8.261 unit sambungan dari total pelanggan 11.601 unit sambungan. Dengan asumsi harga tetap PDAM Tirta Dharma akan tercapai titik impas pada tahun ke 15 dengan kenaikan tarif 46% tiap 3 tahun sedangkan dengan asumsi harga berlaku PDAM Tirta Dharma akan tercapai titik impas pada tahun ke 15 dengan kenaikan tarif 12% tiap tahun. Pada analisis lingkungan diperoleh dampak dari paska penerapan AMDAL tahun 1999 yaitu berkurangnya jatah debit yang diperoleh PDAM Tirta Dharma Sleman yang tidak mampu mencukupi kebutuhan air bagi pelanggan. Pelanggan PDAM Tirta Dharma yang tidak terlayani sebesar 3340 unit sambungan dengan kekurangan debit air sebesar 25,6 lt/dt dapat diatasi dengan subsidi silang antara PDAM tersebut dengan petani (irigasi), dengan merubah pola tanam menjadi padi-palawija-palawija.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnalisis Teknisen_US
dc.subjectEkonomisen_US
dc.subjectLingkunganen_US
dc.subjectPemanfaatan Sumber Airen_US
dc.titleAnalisis Teknis, Ekonomis, dan Lingkungan dari Pemanfaatan Sumber Airen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record