dc.description.abstract | Beton sebagai salah satu bahan bangunan, digunakan baik dalam beton
struktur maupun beton non struktur. Hal ini dikarenakan adanva beberapa
keuntungan secara teknis maupun non teknis. Selain mempunyai kuat desak yang
tinggi, beton kurang mampu menahan tegangan tarik. Retak-retak halus masih
sering timbul pada permukaan beton. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya
umur beton. Untuk mengurangi retak-retak halus tersebut, digunakan bahan
tambah serat pada adukan beton. Maksud dari penelitian ini adalah untuk melihat
seberapa jauh pengaruh penambahan serat kawat strimin ditinjau dari kuat lentur
dan kuat desak beton, serta mencoba mencari solusi peristiwa tercabutnya serat
pada uji lentur beton, dalam penelitian-penelitian sebelumnya, mengenai beton
fiber.
Pada penelitian ini digunakan serat dari potongan kawat strimin dengan
dua model bentuk yaitu bentuk lurus dan silang, dengan panjang masing-masing
50 mm dan diameter 1.2 mm. Pengujian dilakukan pada empat konsentrasi serat
yaitu 0%, 2%, 2.5%, dan 3%, serta umur benda uji untuk pengujian kuat lentur
adalah 14, 21, 28 hari.dan uji desak pada umur 28 hari.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa beton serat silang kawat strimin
mempunyai kuat lentur yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton serat lurus
dan beton non serat pada masing-masing umur pengujian. Tegangan lentur rata-rata
maksimal umur 14 hari untuk beton non serat 4.1392 MPa, beton serat lurus
4.5275 MPa, beton serat silang 4.6087 MPa. Tegangan lentur rata-rata maksimal
umur 21 hari untuk beton non serat 4.3412 MPa, beton serat lurus 4.7378 MPa,
beton serat silang 4.8439 MPa. Tegangan lentur rata-rata maksimal umur 28 hari
untuk beton non serat 4.6343 MPa, beton serat lurus 4.9256 MPa dan beton serat
silang 5.0018 MPa. Sedangkan kuat desaknya mengalami kenaikan yang sangat
kecil. Upaya mengurangi tercabutnya serat kawat pada uji lentur beton berhasil.
Ini dapat dilihat bahwa serat-serat kawat strimin mengalami putus. | en_US |