Show simple item record

dc.contributor.authorAndi Setyo Nugroho, 91310071
dc.contributor.authorAgus Gunarto, 89310006
dc.date.accessioned2020-06-08T09:24:55Z
dc.date.available2020-06-08T09:24:55Z
dc.date.issued1997
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21145
dc.description.abstractPenggunaan limbah baja (slag) sebagai agregat kasar merupakan bahan alternatif dalam pembuatan campuran beton aspal, sebab limbah baja mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan batu pecah, dan untuk memanfaatkan limbah yang terbuang serta mengurangi ketergantungan terhadap batu pecah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah limbah baja (Slag) dapat digunakan sebagai pengganti agregat kasar pada beton aspal. Pengujian ini didasarkan pada nilai Stabilitas, Flow, Density, Marshall Quotient, VITM, VFWA yang telah disyaratkan oleh Bina Marga. Bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa agregat kasar (limbah baja/slag) dari PT. Krakatau Steel, Cilegon, agregat halus (berupa batu pecah), Filler (berupa abu batu) hasil Stone Crusher dari PT. Perwita Karya dan aspal AC 60-70. Sedangkan variasi kadar aspal yang digunakan adalah 4%, 5%,6%, dan 7%. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dari tanggal 25 Mei sampai dengan 19 Juni 1997. Dari penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: nilai stabilitas beton aspal memenuhi spesifikasi Bina Marga (> 750 Kg) untuk semua kadar aspal (4% s/d 7%), nilai flow ternyata juga memenuhi spesifikasi Bina Marga (2-4 mm) untuk semua kadar aspal (4% s/d 7%), nilai QM mencapai maksimum pada kadar aspal 5% yaitu sebesar 1365, 6917 Kg/mm, nilai Density bertambah besar seiring dengan bertambahnya kadar aspal dan mancapai maksimum pada kadar aspal 7% yaitu sebesar 2,645 %, untuk VITM semakin besar kadar aspal nilainya semakin kecil dan yang memenuhi spesifikasi Bina Marga ( 3% - 5%) hanya pada kadar aspal 7% yaitu sebesar 4,7237%, sedangkan untak VFWA nilainya semakin besar seiring dengan bertambahnya kadar aspal dan yang memenuhi spesifikasi Bina Marga (75% s/d 82%) hanya pada kadar aspal 7% yaitu sebesar 78,6905%. Dari hasil diates didapatkan kadar aspal optimum sebesar 6,875%. Sedangkan pada uji rendaman (immersion test) menunjukkan penurunan nilai Stabilitas menjadi 97,94 % dan QM. serta adanya kenaikan nilai Flow pada perendaman selama 24 jam jika dibandingkan uji standar. Berdasarkan hasil penelitian, limbah baja (slag) dapat digunakan sebagai pengganti agregat kasar pada beton aspal.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPenelitian Laboratoriumen_US
dc.subjectPenggunaan Limbah Baja (Slag)en_US
dc.subjectAgregat Kasaren_US
dc.subjectBeton Aspalen_US
dc.titlePenelitian Laboratorium Penggunaan Limbah Baja (Slag) sebagai Agregat Kasar pada Beton Aspalen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record