Show simple item record

dc.contributor.authorMalinda Budiati, 96340030
dc.date.accessioned2020-06-08T00:21:11Z
dc.date.available2020-06-08T00:21:11Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21115
dc.description.abstractAkibat dari perkembangan ekonomi saat ini, berdampak pada masyarakat Yogyakarta terutama mereka dari golongan ekonomi bawah, yaitu dengan banyaknya masyarakat yang di PHK ( putus hubungan kerja ), sehingga menyebabkan mereka tidak dapat bekerja dan keluarganyapun menanggung keadaan tersebut, dengan ikut mencari penghasilan. Namun karena mereka belum memiliki keahlian, dalam mencari kerja pun mereka memilih pekerjaan yang mudah yaitu di jalan. Berada di jalanan membuat mereka melupakan keluarga dan rumah mereka sehingga banyak ditemui anak - anak yang tidur di tepi jalan . Keadaan ini membuat Pemerintah maupun Lembaga sosial lainnya mencoba menangani keadaan tersebut, dengan cara memberikan tempat singgah sementara setelah mereka bekerja di jalanan. Saat ini banyak berdiri rumah singgah yang digunakan untuk anak jalanan, namun rumah tersebut hanya memberikan tempat singgah tanpa memberikan suatu keahlian yang dapat merubah kehidupan mereka agar kelak tidak kembali ke jalanan. Saat ini di Yogyakarta terdapat 1515 anak yang hidupnya di jalanan. Namun yang dapat ditampung dalam rumah singgah hanya berjumlah kurang lebih 500 orang. Anak - anak yang ditampung ini memiliki pekerjaan yang berbeda beda, seperti pengamen, pengasong rukang semir tukang parkir, pengemis dan lain - lain, dengan usia dibawah 21 tahun. Pendidikan dari anak jalanan ini pun beragam mulai dari anak sekolah dasar sampai perguruan tinggi dengan alasan di jalanan yang berbeda pula. Karakter anak jalanan serta usia yang berbeda membuat pihak rumah singgah memberikan penanganan yang berbeda. Untuk kegiatan yang dilakukan dalam rumah singgah ini di golongkan berdasarkan usia mereka. Penggolongan usia ini di mulai dari anak berusia 3 - 7 tahun 7-14 tahun serta 14 - 21 tahun, hal ini dimaksudkan agar dalam kegiatan tersebut tidak memberatkan bagi anak jalanan. Kegiatan yang dilakukan dalam rumah singgah merupakan kegiatan yang produktif, yang nantinya dapat dikembangkan oleh anak jalanan setelah mereka keluar dan rumah singgah tersebut. Lokasi yang dipilih adalah di kawasan Tukangan yang merupakan tempat strategis yang dapat membuat anak jalanan mudah menjangkau atau mencapainya, berdekatan dengan rumah penduduk, sehingga dapat bersosialisasi. Banyaknya fasilitas yang berupa keterampilan yang diberikan dalam rumah singgah ini, dengan maksud anak jalanan mampu menyerap dan mempelajarinya. Sehingga setelah keluar dari rumah singgah, diharapkan mereka telah memiliki bekal serta keterampilam yang dapat dikembangkan dan mengubah kehidupan mereka maupun masa depan mereka agar tidak kembali ke jalanan. Fasilitas keterampilan yang dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan kreatifitas diberikan dalam bentuk keterampilan kerajinan tangan bengkel, elektronik dan lain - Iain. Sedangkan untuk memberikan bekal yang berupa pendidikan di berikan pula pendidikan moral maupun pelajaran metematis. Konsep dari penampilan bangunan ini adalah terbuka, yang diwujudkan dengan adanya tempat bermain maupun tempat duduk - duduk yang terletak di luar bangunan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectRumah Singgahen_US
dc.subjectTempat Transiten_US
dc.subjectPengembangan Kreatifitasen_US
dc.subjectAnak - Anak Jalanan di Yogyakartaen_US
dc.titleRumah Singgah Sebagai Tempat Transit dan Pengembangan Kreatifitas Anak - Anak Jalanan di Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record