Planetarium dan Ruang Pamer Astronomi di Yogyakarta
Abstract
Ilmu Astronomi telah berkembang dengan pesat. Masyarakat di Indonesia
sangat tertinggal pengetahuannya tentang ilmu astronomi. Salah satu media
pengantar informasi yang tepat bagi ilmu astronomi adalah planetarium dan ruang
pamer astronomi. Untuk itu diupayakan perencanaan planetarium dan ruang
pamer astronomi yang lebih menarik.
Berdasarkan latar belakang di atas muncul permasalahan, yaitu :
bagaimana konsep perencanaan dan perancangan bentuk plenetarium dan ruang
pamer astronomi sebagai fasilitas pendidikan dan rekreasi; dan bagaimana
konsep perencanaan perencanaan struktur kubah (dome) pada planetarium.
Tujuan penelitian ini adalah untuk konsep perencanaan dan perancangan
bentuk planetarium dan ruang pamer astronomi sebagai fasilitas pendidikan dan
rekreasi, dan mendapatkan konsep perencanaan struktur kubah (dome) pada
planetarium.
Lingkup pembahasannya adalah menitikberatkan pada aspek wujud fisik
ruang dalam (interior) bangunan yang memperhatikan perkembangan zaman.
Pembahasan topik ini telah memperoleh basil sebagai berikut:
Konsep perencanaan bentuk planetarium dan ruang pamer astronomi dipilih
bentuk kontras setelah menganalisa fungsi dan sirkulasi. Ruang pamer
astronomi merupakan pendukung planetarium yang harus dapat memikat
para pengunjung untuk lebih fokus dalam menyajikan benda-benda pamer
astronomi sehingga ketika gerak sirkulasi tidak hanya dihadapkan pada
bentuk tingkaran, akan tetapi sirkulasi hanya yang menyangkut dan yang
terutama gerak pengunjung tidak monoton dan tidak terikat atau bebas.
Sedangkan konsep perencanaan kubah (dome) planetarium yang dipilih adalah
struktur kubah lamella yang berdasarkan pada analisa :
Kekuatan, kekuatan pada struktur lamella terletak pada mata jaring
berbentuk belah ketupat. Keawetan, baja pada umumnya telah mengalami pembekuan elemen
dan untuk mengatasi proses dari (karat) maka perlunya pengecetan pada
baja tersebut.
Bentuk, fleksiber yaitu struktur baja yang tidak dibentuk sesuai bentuk
bangunan.
Harga, pelaksanaan relatif singkat serta pembebanan secara langsung
yang sangat mengurangi pemakaian baja.
Waktu Perakitan, struktur lamella lebih memakan waktu yang singkat
12 hari/kubah.
Collections
- Architecture [3651]