Show simple item record

dc.contributor.authorAbdul Somad, 89340001
dc.date.accessioned2020-06-05T15:57:48Z
dc.date.available2020-06-05T15:57:48Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/21078
dc.description.abstractKota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah merupakan kota yang indah dan mempunyai daya tarik khas di Indonesia. Dengan luas wilayah 373,73 km² dihuni oleh lebih dari satu juta jiwa manusia dengan pertambahan rata-ratanya 1,23% pertahun, terasa sibuk dan ramai baik siang maupun malam hari dalam mengisi pembangunan yang terus berlanjut. Sesuai dengan kedudukannya Kota Semarang yang merupakan kota utama dan sekaligus menyandang fungsi dan peranan sebagai ibukota Propinsi Jawa Tengah, kota ini makin meningkatkan dan memajukan keberadaannya sebagai pusat pemerintahan yang handal, kota dagang, kota industri, kota pendidikan, kota budaya dan kota transit serta dipacu untuk dapat menjadi kota trasportasi karena letaknya yang strategis sebagai penghubung wilayah Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Untuk mendukung terwujudnya Kota Semarang sebagai kota transportasi, perlu adanya sarana dan prasarana transportasi yang baik. Transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dapat menembus penghalang antara kehidupan manusia dan barang. Sistem transportasi yang dikembangkan salah satunya adalah transportasi darat dengan kereta api. Kereta api sebagai moda transportasi darat memiliki karakteristik dan keunggulan khusus, apabila dibandingkan dengan moda transportasi darat yang lain, yaitu handal, efektif, efisien, aman dan nyaman. Disamping itu peranan kererta api sebagai moda transportasi darat saat ini dan mendatang merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi problematika transportasi darat. Dengan melihat peranan transportasi kereta api tersebut, pemerintah telah mengambil kebijaksanaan sebagaimana telah digariskan dalam GBHN tahun 1993-1994 dan dalam PJP II dan pelita VI, bahwa pangsa pasar kereta api harus lebih besar, untuk mengurangi beban jalan raya yang semakin padat. Sedangkan Pemerintah Kotamadya Semarang berdasarkan Rencana Induk Kota Semarang tahun 1987-2000 telah mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan jaringan rel kereta api sesuai dengan permintaan pelayanan dan disesuaikan dengan pengembangan teknologi perkeretaapian. Sedangkan untuk pelayanan angkutan umum perlu dikembangkan fasilitas pelayanan untuk manusia dan barang yang sanggup menjangkau wilayah-wilayah yang dilalui. Untuk Kota Pusat ditingkatkan pelayanan untuk manusia, juga Stasiun Tawang dan Poncol untuk pelayanan manusia, juga stasiun angkutan barang di Poncol. Dalam upaya meningkatkan peranan kereta api, Stasiun Kereta api Tawang Semarang yang kini telah mengalami kemajuan pesat dari rerata jumlah penumpang yang naik dan turun mengalami peningkatan untuk tiap tahunnya dan dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah sangat mendorong perlunya pengembangan bagi Stasiun Kereta Api Tawang Semarang. Dukungan perkembangan teknologi perkeretaapian yang mengalami kemajuan pesat dengan diciptakannya kereta api cepat Magnetik Levitation, seperti Shinkasen di Jepang dan TGV PSE di Perancis serta ditemukannya Konstruksi Monorail, konstruksi jalan kereta api layang dan konstruksi Tunnel Boring Machine pada sistem jalan kereta apinya. Untuk Indonesia kereta api cepat yang dioperasikan baru mencapai kecepatan maksimum 120 Km perjam, yaitu JS 950 dan JB 250. Keberadaan Stasiun Kereta Api Tawang Semarang yang letaknya strategis pada kota lama, sangat berpotensi sebagai tempat lalu lintas transportasi darat. Stasiun merupakan tempat berkumpulnya orang untuk mempergunakan jasa transpor tasi kereta api. Dengan berkumpulnya sampai ratusan bahkan ribuan orang, mendorong bagi pengembangan Stasiun Kereta Api Tawang Semarang sebagai tempat pelayanan bagi pengguna jasa transportasi kereta api. Upaya yang dilakukan untuk memperlancar kemudahan bagi aktifitas transportasi kereta api dengan pemanfaatan teknologi perkeretaapian, arus sirkulasi di dalam dan di luar bangunan serta kemudahan pergantian moda transportasi darat. Fasilitas publik sebagai tempat berkumpulnya orang untuk melakukan aktifitas kegiatan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya dapat memungkinkan timbulnya kongesti pergerakan. Melihat kenyataan itu, maka diperlukan pengaturan sirkulasi pemakai pada ruang-ruang yang ada di stasiun sangat penting untuk mendukung kelancaran aktifitas transportasi kereta api. Stasiun Kereta Api Tawang Semarang yang berada di kota lama Semarang dimana terdapat banyak bangunan-bangunan kuno merupakan bangunan peninggalan pemerintah Hindia Belanda, akan menimbulkan kesan penampilan bangunan yang khas bagi kota lama Semarang.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStasiun Kereta Apien_US
dc.subjectTawang Semarangen_US
dc.subjectLandasan Konseptualen_US
dc.subjectPerencanaan Dan Perancanganen_US
dc.titleStasiun Kereta Api Tawang Semarang Landasan Konseptual Perencanaan Dan Perancanganen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record