Pengaruh Penggunaan Retona sebagai Bahan Tambah terhadap Karakteristik Marshall dan Permeabilitas Campuran Beton Aspal
Date
2003Author
Moh. Cahyadi Sutopo, 96310212
Happy Damarasih, 95310230
Metadata
Show full item recordAbstract
Beton Aspal (AC) adalah salah satu bahan lapis permukaan (surface
course) pada perkerasan lentur yang sangat populer di Indonesia, namun pada
campuran Beton Aspal dijumpai kelemahan berupa gradasi rapat yang cenderung
menghasilkan film aspal lebih tipis sehingga berpengaruh pada rendahnya nilai
durabilitas. Pemanfaatan Retona sebagai bahan tambah pada campuran Beton
Aspal (AC) untuk lapis perkerasan merupakan salah satu upaya pemanfaatan
sumber daya alam yang banyak tersedia di pulau Buton dan merupakan suatu
inovasi, karena Retona mempunyai sifat unggul dibanding aspal biasa karena
tidak melewati proses refinery (pengolahan). Penelitian penggunaan Retona
sebagai bahan tambah bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya
terhadap karakteristik Marshall dan permeabilitas BetonAspal.
Penelitian mini dilakukan dengan lima tahap. Tahap I dilakukan pengujian
bahan. Tahap II dilakukan uji Marshall untuk mencari kadar aspal optimum
(KAO) menggunakan AC 6070 dengan interval 0,5% antara 5,5% - 7,5%,
terhadap total campuran, Tahap III dilakukan uji Marshall pada campuran yang
menggunakan bahan tambah Retona dalam berbagai variasi dalam interval 3%>
antara 0% - 15%, terhadap KAO. Tahap IV dilakukan pengujian penetrasi dan
titik lembek terhadap aspal yang ditambahkan Retona 7,5% dan 15% untuk
mengetahui perubahan sifat fisik aspal. Tahap V dibuat model campuran Beton
Aspal pada KAO dengan kadar Retona 7,5%) dan 15% untuk pengujian
durabilitas dengan uji perendaman Marshall dan uji Permeabilitas dengan alat
AF-I6 berdasarkan klasifikasi Mullen (1967). Semua pengujian Marshall
menggunakan spesifikasi Bina Marga 1987.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Retona pada campuran
Beton Aspal meningkatkan nilai Density, VFWA, sedangkan nilai stabilitas dan
MQ setelah mengalami peningkatan mengalami penurunan, sebaliknya nilai Flow
setelah mengalami penurunan mengalami peningkatan yang tidak signifikan.
Nilai VITM dan VMA mengalami penurunan seiring dengan penambahan kadar
Retona pada campuran. Campuran Beton Aspal dengan Retona memiliki nilai
durabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan campuran tanpa Retona.
Penambahan Retona cenderung menurunkan nilai penetrasi dan titik lembek
aspal. Koefisien permeabilitas campuran Beton Aspal dengan Retona lebih tinggi
dibandingkan campuran Beton Aspal tanpa Retona. Berdasarkan klasifikasi
Mullen (1967), nilai koefisien permeabilitas Beton Aspal dengan dan tanpa
Retona termasuk dalam klasifikasi practically impervious.
Collections
- Civil Engineering [4258]