Perilaku Wire Mesh Bentuk Wajik pada Kuat Lentur dan Geser Balok Beton Bertulang
Date
2006Author
Danang Aji Saputra, 99511049
Wahyudi Hidayat, 99511357
Metadata
Show full item recordAbstract
Kerusakan poda struktur balok beton umumnya terjadi akibat lentur dan geser sehingga dilakukan beberapa penambahan bentuk bahan yang dapat membantu balok beton terhadap kerusakan yang diakibatkan adanya gaya akibat beban luar seperti pemberian baja tulangan berupa sengkang tetapi dengan penambahan baja tulangan belum mampu memberikan hasil yang benar-benar memuaskan. Retak-retak melintang yang halus masih sering timbul pada daerah tarik di tengah bentang dan geser di daerah sekitar turnpuan. Salah satu cara untuk mengurangi retak-retak halus dan miring adalah menambah atau menggantikan baja tulangan dengan kawat strimin pada balok sehingga retak-retak yang mungkin terjadi akan tereliminir/dapat diatasi.
Dalam penelitian ini, dibuat benda uji balok beton berukuran tinggi (h)=300 mm, lebar (l)= 150 mm, panjang (L)= 1920 mm dengan penambahan kawat strimin (wire mesh) berbentuk miring tipe wajik (diamond shape) diameter 1,57 mm antara lain balok tanpa sengkang dan kawat strimin (TSK), balok dengan sengkang penuh (BN) sebagai balok kontrol dan benda uji balok beton dengan variasi sengkang dan kawat strimin/ferosemen terdiri dari balok dengan kawat strimin penuh tanpa sengkang (MKTS), balok dengan kawat strimin pada daerah geser tanpa sengkang (MKGTS), balok dengan sengkang dan kawat strimin penuh (MSKP), balok dengan sengkang dan kawat strimin pada daerah geser (MSKG), balok dengan pengurangan 50 % sengkang dan kawat strimin pada daerah geser (MS50KG).
Penelitian dilakukan untuk mengetahui sifat fisik serta perilaku balok beton dengan penambahan kawat strimin. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode uji eksperimental terhadap balok beton dengan melapisi kapur putih setiap sisi balok beton, meletakkan balok beton pada posisi di atas tumpuan sendi dan rol, memberikan balok beton dudukan lempengan baja dan pemasangan alat pengukur lendutan (LVDT) pada salah satu sisi balok di daerah lentur.
Dari hasil penelitian beberapa balok beton seperti TSK diperoleh Pu=120 kN, ∆=3,323 mm, kekakuan=42,761 kN/mm, daktilitas=2,030, EI=5185,185 kNm², Mkap=49,560 kNm, BN diperoleh Pu=180 kN, ∆=16,907 mm, kekakuan=26,583 kN/mm, daktilitas=2,724, EI=3352,685 kNm², Mkap=33,6
kNm, MKTS diperoleh Pu=190 kN, ∆=11,357 mm, kekakuan=32,649 kN/mm, daktilitas=2,119, EI=4454,545 kNm², Mkap=58,24 kNm, MKGTS diperoleh
Pu=184 kN, ∆=11,750 mm, kekakuan=30,990 kN/mm, daktilitas=2,081, EI=2755,906 kNm², Mkap=51,8 kNm, MSKP diperoleh Pu=185 kN, ∆=12,033 mm, kekakuan=25,680 kN/mm, daktilitas=2,240, EI=692,464 kNm², Mkap=46,48 kNm, MSKG diperoleh Pu=162 kN, ∆=13,290 mm, kekakuan=32,151 kN/mm, daktilitas=3,437, EI=4198,552 kNm2, Mkap=49,56 kNm, MS50KG diperoleh Pu=188 kN, ∆=10,693 mm, kekakuan=32,151 kN/mm, daktilitas=2,645, EI=3292,782 kNm², Mkap=46,2 kNm. Berdasar hasil pengujian balok uji dapat dilihat bahwa balok ferosemen terhadap balok kontrol mengalami peningkatan yang signifikan dengan penambahan kawat strimin sehingga sangat berpengaruh untuk mengurangi retak-retak yang terjadi dan dapat digunakan sebagai altematif pengganti sengkang.
Collections
- Civil Engineering [4192]