Show simple item record

dc.contributor.authorRachminto, Buyung
dc.date.accessioned2017-01-20T03:24:56Z
dc.date.available2017-01-20T03:24:56Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2056
dc.description.abstractAstronomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang mempelajari tentang planet, bulan, bintang, galaksi dan alam semesta. Menurut Harley Wood (1973) dalam ilmu Astronomi yang harus dibentuk atau diungkapkan adalah: "Interdepensi pemikiran secara terus menerus dan penuh tanda tanya, dimana hal ini dilakukan metode secara fisik yaitu penglihatan (Visual) yang merupakan alat utama untuk menginvestigasi alam semesta. Sehingga planetarium memang merupakan wadah yang penting untuk menunjang dalam mempopulerkan Ilmu Astronomi dan juga memberikan pemahaman kepada masyarakat secara visual untuk membantu imajinasi untuk menggambarkan yang terjadi di jagad raya yang memang penuh misteri. Tujuan dan penulisan ini adalah membangun sebuah fasilitas berupa Planetarium yang berfungsi sebagai gedung pertunjukkan yang terdiri dari seperangkat alat perlengkapan proyektor yang memproyeksikan secara akurat kedudukan bintang pada setiap saat tertentu, apakah saat sebelumnya, sekarang, maupun pada saat yang akan datang, dan berbagai titik pandang di bumi maupun dari angkasa luar. Arsitektur adalah sebuah ilmu yang bersifat universal karena arsitektur memiliki keterkaitan yang luar biasa pada seluruh kegiatan manusia sehari-hari, maka dari itu arsitektur selalu diusahakan untuk mampu berjalan berdampingau dengan segala perkembangan yang membawa perubahan dan kemajuan dalam semua aspek kehidupan manusia. Tetapi kenyataan yang ada bahwa arsitektur, khususnya di Indonesia, arsitektur hanyalah merupakan produk profesional yang mudah dipasarkan diiringi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang modern. Bahkan arsitektur Indonesia juga ikut serta dalam menciptakan gaya hidup yang cenderung mengkotakkan diri, anonim dan bisu, tanpa adanya kandungan makna. Dari fenomena tersebut, penulis mencoba untuk mengembangkan keterkaitan (link and match) antara arsitektur dengan ranah pengetahuan yang lain dengan mengeksploitisir alam wacana yang berkaitan dengan astronomi yaitu perjalanan alam semesta. Kemudian desain arsitektur mulai dibentuk berdasarkan pendekatan makna yang diterjemahkan menjadi simbol-simbol perjalanan alam semesta ke dalam arsitektur.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectPlanetarium di Jogjakartaen_US
dc.subjectSimbolismeen_US
dc.subjectPerjalanan Alam Semesta ke Dalam Arsitekturen_US
dc.titlePlanetarium di Jogjakarta: Simbolisme Perjalanan Alam Semesta ke Dalam Arsitekturen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record