Pusat Perbelanjaan Jobokuto Di Jepara Arsitektur Regional Kota Jepara Sebagai Landasan Perencanaan dan Perancangan
Abstract
Kota Jepara terletak di timur laut Ibukota Propinsi Jawa Tengah (Semarang). Kota Jepara termasuk kategori kota kecil, dengan perkembangan pesat sebagai pusat distribusi barang kebutuhan penduduk, pengumpul hasil produksi dan kegiatan industri yang berhubungan dengan kerajinan, khususnya kerajinan ukir.
Kota Jepara belum memiliki fasilitas perdagangan yang dapat memberikan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang termasuk dalam tiga hal di atas secara terpadu. Sebagai wujud pemenuhan kebutuhan fasilitas perdagangan, maka sudah selayaknya di kota Jepara ada pusat perbelanjaan.
Dalam kunm waktu 5 tahun terakhir perkembangan fisik bangunan kota Jepara sangat pesat, tapi dalam perencanaan pembangunannya kurang memperhatikan konteks arsitektur regional Jepara. Sebagai manifestasi bentuk bangunan yang bercitra regionalisme, maka Pusat Perbelanjaan Jobokuto secara visual harus mampu menampilkan citra tersebut dengan kajian-kajian maupun analisa regionalisme yang berkembang di Kota Jepara.
Analisa yang digunakan adalah metoda regionalisme dengan cara mendata bangunan-bangunan yang ada di kota Jepara (indische/kolonial, china, joglo, dan rumah kampung/pelana) dan dari data tersebut di dapat bangunan yang dominan di kota Jepara yaitu bangunan kolonial. Untuk dimunculkan karakter elemen-elemen pembentuk bangunan regional kota Jepara, perlu menganalisa pola-pola kecenderungan yang ada pada bangunan kolonial tersebut.
Karakter elemen-elemen yang muncul dengan menganalisis pola-pola yang ada pada bangunan kolonial, (diterapkan dalam perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan Jobokuto) yaitu pada pembentukan fasade bangunan yang terdiri dari atap limasan antara 45 -70°, dinding mengalami penambahan atau pengurangan pada permukaan fasadenya, dinding terkesan kokoh. Ketinggian Iantai bangunan dari permukaan tanah kurang dari satu meter.
Proporsi vertikal horisontal diwujudkan dalam bentuk jendela sebagai wujud dominasi vertikal dan pola blok jendela sebagai wujud dominasi horisontal. Bentuk simetri mendominasi fasade utama bangunan. Pola pengulangan yang merupakan ciri bangunan kolonial diwujudkan dalam elemen jendela dan struktur, khususnya kesatuan antara kolom dan balok.
Omamentasi ditampilkan dalam louvre, Iucam, gable dan beton vertikal horisontal. Dan style ditampilkan dalam tritisan dak dan tritisan miring, gang, jendela memanjang vertikal, struktur kokoh, main entrance terlihat jelas dan ketinggian bangunan antara 4 -5(m).
Collections
- Architecture [3658]