Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Fajriyanto, MT.
dc.contributor.authorRahadyan Pramudiarto, 15512002
dc.date.accessioned2020-05-10T19:45:08Z
dc.date.available2020-05-10T19:45:08Z
dc.date.issued2020-01-15
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/20428
dc.description.abstractSejak tahun 1997, Stasiun Lempuyangan telah menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menggunakan jasa kereta api, salah satunya adalah kereta Prambanan Ekspres (Prameks). Di samping itu, permintaan masyarakat akan pembangunan pusat komersial semakin meningkat, sehingga kehadiran pusat perbelanjaan sangat diperlukan. Pembangunan hotel juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akomodasi wisata, dan untuk mengantisipasi semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Dari banyaknya kebutuhan tersebut, membangunan Mixed-Use Building menjadi solusi, karena mengintegrasikan dua atau lebih fungsi bangunan, yang mempermudah akses dan sirkulasi pengunjung dan masyarakat, dan dapat memanfaatkan lahan perkotaan dengan sebaik baiknya. Namun, dengan adanya kebutuhan-kebutuhan komersil dan pariwisata tersebut, dapat mengancam citra atau identitas kota di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi kota. Sehingga Konflik yang dihadapi adalah bagaimana merancang sebuah bangunan Mixed-use, yang menuntut kebutuhan ekonomi, pariwisata, dan juga integrasi tanpa menghilangkan identitas dan citra kota/kawasan. Oleh karena itu, pendekatan kontekstual dalam arsitektur diperlukan untuk menunjukkan identitas sebuah kawasan. Tujuan dari perancangan ini adalah merancang sebuah bangunan Mixed-Use yang memiliki fungsi pusat perbelanjaan, budget hotel, dan mobility hub dengan pendekatan kontekstual. Terdapat lima variabel kontekstual yang digunakan yaitu komposisi fasad, material dan warna, detail dan ornamen, proporsi dan skala, dan massa bangunan. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan sampel berupa bangunan-bangunan preseden. Setiap bangunan diamati berdasarkan kelima variabel yang sudah ada. Hasil dari rancangan ini adalah dengan menggunakan aksen solid dengan lebih sedikit volume bukaan dan menggunakan warna gelap, dan aksen ringan lebih banyak bukaan dan warna lebih terang, Dari segi material dan warna, menggunakan material masonry yang diletakkan di beberapa bagian bangunan dan juga aksen warna gelap dan terang. Untuk detail dan ornamen, dapat mengadaptasi detail rangka atap pada bangunan preseden. Proporsi yang digunakan adalah prinsip proporsi aritmatis dan geometris pada selubung bangunan. Dan menggunakan prinsip simetri bilateral pada bagian muka bangunan.Sehingga konsep-konsep tersebut dapat menyesuaikan dengan variabel-variabel yang dimiliki oleh bangunan-bangunan preseden yang diamati.en_US
dc.publisheruniversitas islam indonesiaen_US
dc.subjectStasiun Lempuyanganen_US
dc.subjectMixed-Use Buildingen_US
dc.subjectKontekstualen_US
dc.titlePERANCANGAN MIXED-USE BUILDING DI KAWASAN STASIUN LEMPUYANGAN, YOGYAKARTA Dengan Pendekatan Kontekstualen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record