PENGEMBANGAN MODUL PENJADWALAN DAN PRESENSI PADA SISTEM INFORMASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Abstract

Sebuah sistem informasi sekolah yang fleksibel sangat dibutuhkan bagi banyak instans i pendidikan seperti sekolah menengah pertama. Hal ini dikarenakan kebutuhan dan kebijakan pada setiap sekolah tidak selalu sama. Sehingga pada penelitian ini membahas mengena i bagaimana mengembangkan sistem dengan fleksibilitas konfigurasi yang membuat sistem menjadi lebih fleksibel, modul penjadwalan dan presensi, serta bagaimana untuk dapat mengetahui tingkat kegunaan/efisiensi dari sistem. Fleksibilitas konfigurasi yang diberikan pada sistem ini merupakan sesuatu yang umum digunakan untuk memberikan kemudahan mengelola suatu proses dalam web. Kemudahan dari fleksibilitas konfigurasi yang diberikan untuk manajemen penjadwalan dan presensi penting untuk lembaga pendidikan. Hal ini berguna dalam mengelola informasi yang terkait dengan siswa, guru, dan berguna untuk memaksimalkan kinerja. Sistem presensi siswa yang dikembangkan pada penelitian dapat menganalisis data serta menampilkan data berupa laporan akhir mengenai presensi siswa, dan mencetak laporan untuk periode yang ditentukan. Sedangkan sistem penjadwalan yang dikembangkan pada penelitian dapat mengelola penjadwalan mata pelajaran, guru piket, kelas tambahan, serta kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan sistem informasi ini menggunakan framework CodeIgniter, bahasa pemrograman PHP dan MySql sebagai basis data. Beberapa tahapan yag dilakukan pada pengembangan sistem informasi sekolah untuk modul penjadwalan dan presensi antara lain validasi sistem yang meliputi pengecekan ulang sistem sebelumnya dan proses wawancara, selanjutnya tahap perancangan ulang sistem mulai dari use case, penambahan beberapa database, dan perancangan ulang antarmuka sistem. Pengujian sistem dilakukan pada SMP N 8 Yogyakarta dan SMP Piri Ngaglik. Pengujia n sistem ini menggunakan metode System Usability Scale (SUS). Metode SUS dilakukan dengan beberapa tahapan dengan subjek pengujian adalah aktor yang bersangkutan atau calon pengguna akhir sistem seperti guru, siswa, dan juga admin yang bersangkutan pada masing-masing sekolah.