PENERAPAN SIX SIGMA GUNA MEMINIMALISIR PRODUK REWORK (Studi Kasus : PT.Avelio Sportswear)
Abstract
Pengendalian kualitas diperlukan baik industri manufaktur maupun jasa untuk dapat
memenuhi permintaan maupun sesuai dengan keinginan konsumen. PT.Avelio
Sportswear merupakan salah satu industri manufaktur yang memproduksi perlengkapan
untuk para bikers salah satunya adalah sarung tangan yang masih perlu adanya perbaikan
kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalisir produk rework dengan menghitung
level sigma dan DPMO untuk mengetahui tingkatan sigma berdasarkan jumlah produk
cacat, melakukan perhitungan dengan peta kendali p yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat stabilitas dari produk yang dihasilkan, mencari tahu akar penyebab permasalahan
dengan relations diagram dan fmea serta memberikan usulan perbaikan yang dapat
meminimalisir permasalahan yang terjadi. Dalam 1 hari proses produksi dapat
menghasilkan 150 pasang, namun pada penelitian ini data diambil dari bulan JuniAgustus
2019 yang menghasilkan 628 pasang produk rework dan produk yang lolos
inspeksi 9122 pasang serta 9750 pasang produk yang dihasilkan .Berdasarkan
perhitungan didapatkan nilai DPMO 21470 serta level sigma proses 3,52 yang artinya
masih termasuk kategori rata-rata industri Indonesia dan masih belum bisa dikatakan
baik. Dari tahapan analisa menggunakan 2 metode yakni FMEA dan Relations Diagram.
Berdasarkan perhitungan FMEA didapatkan potential failure mode nya adalah mesin
heater tiba tiba mati, hasil printing tidak kering, kesalahan pemotongan saat pengerjaan,
material kegunting/kepotong, operator lupa mengancing benang dan benang tertarik
mesin jahit, sedangkan untuk potential effect of failure nya logo rusak, jahitan lepas, dan
bolong /sobek. Dari keenam mode potensi kegagalan tersebut diberi kode dari R1-R6 dan
dihitung nilai RPN nya didapatkan R1, R2 dan R6 memiliki nilai 10 yang termasuk
kategori very low serta R3, R4 dan R5 memiliki nilai 20 yang dikategorikan low. Adapun
R3, R4 dan R5 yang akan menjadi fokus untuk perbaikan yakni kesalahan pemotongan
saat pengerjaan, material kegunting/kepotong dan operator lupa mengancing
benang .Selain itu terdapat 3 tahapan proses produksi yang menjadi penyebab dari
potensial efek kegagalan yakni penjahitan, pemotongan dan printing, dan mengerucut
menjadi 1 faktor permasalahan yakni faktor manusia berdasarkan FMEA. Selain itu pada
Relations Diagram didapatkan akar penyebab permasalahan yakni tidak adanya
pengecekan mesin secara rutin, sedangkan akibatnya adalah human error yang
disebabkan oleh faktor kelelahan dan pembawaan permasalahan ke pekerjaan.
Collections
- Industrial Engineering [2224]