Show simple item record

dc.contributor.authorM.Zainal Muttaqin, 96340113
dc.date.accessioned2020-05-06T06:23:16Z
dc.date.available2020-05-06T06:23:16Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/20295
dc.description.abstractPerkembangan dunia musik di Indonesia semakin meningkat, perkembangan ini tidak terlepas dari peningkatan kualitas musik. Peningkatan kualitas musik menjadi hal yang perlu diperhatikan, menciptakan musisi atau orang industri musik yang berkualitas menjadi pemikiran perlu adanya lembaga pendidikan musik formal yang berwawaskan estetika dan budaya. Akustik ruang menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk kenyamanan proses kegiatan belajar atau main musik. Musik bisa dijadikan sebagai pendekatan atau inspirasi dalam perancangan desain sebuah bangunan, musik jazz merupakan musik yang mampu menyatukan unsur musik modern dan musik tradisional. Dari latar belakang tersebut permasalahan yang akan dibahas adalah : bagaimana mengolah tata ruang dengan pendekatan syarat akustik ruang dan bagaimana mentransformasi musik jazz ke dalam bentuk arsitektur. Metode pembahasan yang dilakukan adalah dengan menguraikan dan mengkaji data serta informasi lainnya untuk disusun sebagai data yang relevan, penguraian sesuai dengan permasalahan yang ada. lntegrasi data primer dan sekunder yang telah diolah menjadi konsep perencanaan clan perancangan. Analisa untuk mengolah tata ruang dengan pendekatan syarat akustik ruang dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah pengelompokan ruang-ruang utama dengan mengetahui kebutuhan akustik dan pengaruh bising yang ditimbulkan. Tahap kedua adalah dengan menganaIisa ruang-ruang dengan pola hubungan ruang, daIam analisa ini dicari pola hubungan ruang yang memerlukan bahan khusus akustik yang lebih sedikit. Pada tahap ketiga adalah analisa dengan orgasnisasi ruang yaitu untuk mencari pengelompokan ruang yang mendukung akustik ruang. Dari analisa tersebut didapat pemecahan atau solusi dari permasalahan yaitu untuk pola hubungan ruang yang dipilih adalah ruang dalam ruang dan ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama untuk menghindari penggunaan bahan akustik yang lebih mahal. Pengelompokan ruang dengan organisasi ruang dipilih organisasi Cluster karena sifatnya lebih fleksibel untuk penataan kelompok ruangnya. Ruang-ruang khusus untuk penahan (Buffer) sangat menguntungkan untuk mengurangi bising. Pada analisa musik jazz ada tiga elemen utama pembentuk musik jazz yaitu Melodi, Harmony, Rhythm. Elemen-elemen tersebut kemudian diinterpretasikan kedalam bentuk arsitektur. Dari analisa didapat kesimpulan yang dijadikan sebagai rekomcndasi perancnangan yaitu : melodi musik jazz yang dimainkan secara improvisasi baik dari melodi mayor minor ataupun blue-note di interpretasikan sebagai warna baik warna cerah, suram dan gradasi atau campuran yang diterapkan secara hirarki dalam ruang. Harmony jazz yang sering diterapkan secara disonan diinterpretasikan sebagai cahaya baik gelap atau terang, penerapan bukaan untuk cahaya alami atau pencahayaan buatan dengan bentuk atau penataan yang tak teratur. Rhythm jazz yang lebih ditunjukkan sebagai drumming yang dimainkan secara sinkopasi dan diberi accent diinterpretasikan sebagai struktur bangunan dengan pola grid yang tak teratur, adanya ekspos struktur adalah untuk memberikan suatu tekanan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAkademi Musik di Yogyakartaen_US
dc.subjectDengan Penekanan pada Pengolahan Tata Ruangen_US
dc.subjectMelalui Pendekatan Akustik Ruangen_US
dc.subjectTransfonnasi Musik Jazz Ke Dalam Arsitekturen_US
dc.titleAkademi Musik di Yogyakarta. Dengan Penekanan pada Pengolahan Tata Ruang Melalui Pendekatan Akustik Ruang dan Transfonnasi Musik Jazz Ke Dalam Arsitekturen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record