Show simple item record

dc.contributor.authorIndra V Agustika M, 01512048
dc.date.accessioned2020-05-06T01:00:21Z
dc.date.available2020-05-06T01:00:21Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/20277
dc.description.abstractWonosari merupakan ibukota dari Gunung Kidul yang kebanyakan penduduknya adalah lanjut usai. Mata pencaharian penduduk wonosari adalah bertani atau bercocok tanam. Usia pekerja bercocok tanam antara 25 hingga 55 tahun sehingga lansia yang berumur lebih dari 55 keatas hanya melakukan kegiatan dirumah, padahal diusia yang tua ini tidak digunakan untuk memperdalam agama. Pondok pesantren Hidayatullah merupakan salah satu pesantren yang terkenal diantara pesantren-pesantren yang lainnya. Pondok pesantren ini memberikan kesempatan kepada orang lanjut usia untuk beribadah (menjadi santri) dan bersosialisasi. Sifat lansia yang mudah lelah, pancaindera yang menurun, tertekan dan minder merupakan masalah yang tidak mudah dihadapi. Pendekatan pada karakter lansia memberikan solisi untuk memecahkan masalah yang terdapat dipesantren. Karakter orang lanjut usia terbagi menjadi 2 bagian yanitu karakter secara psikis dan karakter secara fisik. Secara psikis lansia merasa tertekan dan minder, sedangkan secara fisik lansia mudah lelah dan panca indera penglihatannya menurun. Karakter secara psikis dikarenakan kurangnya perhatian dari keluarga dan kurangnya bersosialisasi dengan lansia lainnya. Karakter secara fisik dikarenakan dari faktor usia yang makin hari makin menurun kondisi fisiknya. Psikis lansia dapat dibantu dengan pergaulan atau bersosialisasi, sedangkan secara fisik lansia dapat dibantu dengan kemudahan, kemandirian dan aksesibilitas yang memadai sehingga memudahkan lansia untuk melakukan kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemudahan adalah setiap orang dapat menuju ketempat yang ingin dituju dengan mudah, penerapannya pada ruang-ruang yang memusat agar mudah dijangkau, cahaya matahari dan cahaya pada malam hari tidak menyilaukan mata agar lansia dapat melihat, penghawaan yang tidak terlalu terbuka agar lansia tidak kedinginan. Kemandirian adalah setiap orang dapat menggunakan semua fasilitas yang ada tanpa bantuan orang lain, penerapannya pada ruang bersama agar lansia dapat berkumpul dan menjalin hubungan rang erat, Handrail agar lansia dapat berpegangan dan tidak jatuh, ramp agar lansia dapat naik ke lantai yang lebih tinggi, kamar mandi yang merupakan tempat yang sangat rawan jatuh di buat handrail mengelilingi kamar mandi sebagai alat penolong lansia untuk melakukan aktifitas di dalamnya. Aksesibilitas adalah alat bantu yang mendukung semua kemudahan dan kemandirian seperti ramp, handrail dan pola lantai penerapannya pada dekat dengan ruangan yang lansi ingin dituju, langsung menuju ruangan yang ingin dituju dan tidak ada halangan diantara rungan yang dituju. Keselamatan bergerak merupakan merupakan perpaduan antara kemudahan, kemandirian dan aksesibilitas, karena dengan perpaduan ketiga faktor tersebut keselamatan bergerak dapat terciptakan. Karakter orang lanjut usia menjadi pendukung keselamatan bergerak pada tata ruang dan sirkulasi. Tata ruang yang mengelilingi pusat aktifitas memberikan suatu kemudahan untuk mengakses. Sirkulasi yang langsung, dekat dan tidak ada penghalang membuat lansia dapat melintasinya.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPondok Pesantren Hidayatullahen_US
dc.subjectKhusus Orang Lanjut Usiaen_US
dc.subjectWonosarien_US
dc.subjectPendekatan Karakter Lanjut Usiaen_US
dc.subjectPendukung Keselamatan Bergeraken_US
dc.subjectTata Ruang dan Sirkulasien_US
dc.titlePondok Pesantren Hidayatullah Khusus Orang Lanjut Usia di Wonosari Pendekatan Karakter Lanjut Usia sebagai Pendukung Keselamatan Bergerak pada Tata Ruang dan Sirkulasien_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record