Show simple item record

dc.contributor.authorFajri Nirwansyah, 00512107
dc.date.accessioned2020-05-06T00:16:22Z
dc.date.available2020-05-06T00:16:22Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/20269
dc.description.abstractKehidupan masyarakat pesisir tidak bisa dipisahkan keberadaannya dengan laut. Laut merupakan sumber rezki bagi mereka. Saking akrabnya dengan laut mereka juga memilih untuk tinggal daerah-daerah yang langsung berhadapan dengan laut dan menjadikannya sebagai daerah hunian, pasang surut gelombang menjadi hal yang biasa bagi mereka walaupun sudah berulang kali terkena abrasi. Meunasah Keudee adalah salah satu desa di Kecamatan Krueng Raya yang berada di daerah yang berhadapan langsung dengan laut dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan. Desa ini menjadi pusat aktivitas pemasaran hasil laut karena letaknya yang strategis dan langsung berdekatan dengan muara sungai sehingga memudahkan para nelayan menurunkan muatan dan menambatkan perahu. Namun situasi tersebut berbalik setelah desa ini dihantam oleh gempa dan tsunami pada 26 desember 2004 lalu. Desa ini menjadi rata oleh sapuan gelombang dan hanya menyisakan satu bangunan masjid yang berada di pinggir muara. Penduduk yang tadinya berjumlah hampir 3000 jiwa hanya tersisa 400 jiwa atau hampir 85 % penduduknya hilang dan meninggal dunia. Penduduk yang selamat secara spontan melarikan diri ke daerah-daerah yang lebih tinggi seperti bukit-bukit yang tidak berjauhan dari tempat asal mereka. Mereka mendirikan tenda - tenda darurat sebagai tempat tinggal sementara. Watak atau sifat masyarakat Aceh yang terkenal keras merupakan ciri khas kehidupan pesisir, lagi ditambah dengan kepedihan akibat tragedi tsunami ini menjadikan masyarakat Aceh semakin keras dalam menanggapi segala hal. Salah satu perkembangan tersebut adalah usulan - usulan dari berbagai pihak khususnya pemerintah untuk menetapkan daerah larangan sebagai tempat tinggal yakni daerah - daerah yang langsung berhadapan dengan laut dengan menetapkan daerah aman sejauh 200 s.d 5 kilometer dari titik terluar garis pantai. Usulan tersebut ditanggapi dengan sikap beragam di kalangan masyarakat. Masyarakat yang mendukung usulan tersebut adalah masyarakat yang bermata pencaharian bukan nelayan dan masih dalam keadaan trauma berat, mereka tidak memiliki tempat tinggal, selanjutnya daripada tidak memilki tempat tinggal sama sekali maka lebih baik mengikuti anjuran dari pemerintah tersebut. Sedangkan masyarakat yang menentang usulan tersebut pada umumnya bermata pencaharian nelayan karena pertimbangan jarak aman maksimal mencapai 5 kilometer dinilai terlalu jauh dengan laut sehingga sangat menyulitkan mereka untuk dapat mengaksesnya. Beberapa dari mereka yang tinggal di tenda - tenda, dan barak - barak pengungsian yang bermata pencaharian sebagai nelayan sudah terlihat kembali ke desa asal mereka dan membangun bedeng - bedeng di bekas tapak pondasi rumah mereka yang telah hancur. Ini merupakan tindak protes dari mereka yang tidak menyetujui usulan pemerintah tersebut. Menanggapi usulan tersebut, bahwa tidak semua daerah memiliki karakter alam yang sama sedangkan daerah Krueng Raya, meskipun berada di pinggir pantai tetapi hampir keseluruhan wilayahnya dikelilingi oleh bukit - bukit. Desa Meunasaa Keudee yang telah rata dengan tanah dapat direlokasikan ke daerah perbukitan yang berada tidak jauh dari lokasi awal berjarak kurang lebih 600 meter dari ujung muara. Daerah tersebut dialiri oleh sungai yang tidak jauh letaknya dari mulut kuala sebagai akses untuk perahu - perahu nelayan sehingga sangat efektif dan memudahkan para nelayan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectRelokasi Kampung Nelayanen_US
dc.subjectDi Kawasan Krueng Rayaen_US
dc.subjectDari Fase Rehabilitasi ke Fase Rekonstruksien_US
dc.subjectPasca Bencana Tsunamien_US
dc.titleRelokasi Kampung Nelayan di Kawasan Krueng Raya Dari Fase Rehabilitasi ke Fase Rekonstruksi Pasca Bencana Tsunamien_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record