Show simple item record

dc.contributor.authorMuh. Fajar Agustianto, 93310167
dc.contributor.authorIwan Setiyanto, 93310229
dc.date.accessioned2020-05-04T00:26:16Z
dc.date.available2020-05-04T00:26:16Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/20133
dc.description.abstractPenggunaan beton prategang dalam struktur gedung, jembatan, sanitasi menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Hal tersehut menuntut para ahli untuk merancang pembuatan beton prategang yang lehih efisien dan efektif dalam pengerjaannya di lapangan. Pembuatan struktur komposit beton prategang dan beton cor di tempat sangat mendukung pencapaian hal tersebut. Dengan menggabungkan dua kekuatan yang berbeda menjadi satu kekuatan yang monolit dapat menghemat ukuran atau dimensi unit prategang. Metode pembuatan balok komposit prategang ada dua macam, yaitu metode penggunaan perandah dan metode tanpa perancah. Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk membandingkan kedua macam metode tersebut dan mengetahui seberapa besar perbedaan kekuatan balok dengan kedua metode tersebut. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara metode pemakaian perancah dengan tanpa perancah pada bentang yang sama, dengan variasi bentang 50 ft, 66ft, 82ft, 98,5 ft, 115ft, 131,5ft, dengan beban yang sama dan dengan data bahan struktur yang sama, yaitu fe '=6400 psi, γbt= 150 lb/ft³, fc slab=3800 psi, fpu= 270 ksi, dan fy=60 ksi. Beban mati eksternal langsung membebani unit pratekan sebelum terjadi komposit dan beban hidup membebani setelah terjadi komposit pada metode tanpa perancah. Sedangkan pada metode dengan perancah beban ekstemal baik beban mati maupun beban hidup bekerja setelah beton menjadi komposit. Dari hasil anatisis menunjukkan bahwa penggunaan unit prategang metode dengan perancah dimensi penampangnya lebih kecil 12,9 % dari metode tanpa perancah. Dan penggunaan tendon pada metode dengan perancah lebih kecil 12,6 % dari metode tanpa perancah. Dengan perbedaan tegangan pada dimensi yang sama metode perancah lehih kecil dari metode tanpa perancah, pada saat layan sebesar 32,7 % untuk serat atas, dan 41,2% untuk serat bawah. Lendutan pada metode perancah lebih kecil dari metode tanpa perancah dengan perbedaan sebesar 25,7%.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectStudi Komparasien_US
dc.subjectMetode Perancahen_US
dc.subjectMetode Tanpa Perancahen_US
dc.subjectStruktur Balok Kompositen_US
dc.subjectBeton Prategangen_US
dc.titleStudi Komparasi Metode Perancah dan Metode Tanpa Perancah pada Struktur Balok Komposit Beton Prategangen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record