Terminal AKAP-AKDP Kota Bima: Penekanan Arsitektur Tropis sebagai Faktor Penentu dalam Perancangan
Abstract
Dalam perkembangan suatu kota sarana transportasi memegang peranan penting dalam memeperlancar kegiatan ekonomi, kelancaran mobilitas penduduk dan barang. Kota Bima merupakan kota yang berpotensi di bidang pertanian, perikanan, dan perternakan. Aset lainya adalah terminal bus yang melayani rute Pulau Sumbawa dan Jawa. Sarana transportasi itulah yang selama ini turut serta mendorong perkembangan sektor-sektor terutama yang berhubungan dengan jasa dan perdagangan, hanya saja proses pengalihan administrasi sarana transportasi belum sempurna hingga saat ini. Oleh karena itu diperlukan suatu wadah yang dapat memperlancar transportasi kota yaitu Terminal AKAP-AKDP Kota Bima.
Keberadaan terminal sekarang ini menambah kepadatan lalu lintas di kawasan sekitar, dikarenakan jumlah arus angkutan umum yang masuk ke terminal semakin meningkat, sehingga terminal bus kota Bima dipindahkan ke lokasi yang lebar dan tidak jauh dan pusat kota. Permasalahan lain yang timbul pada terminal lama adalah suasana panas dan gersang, serta ditambah lagi dengan polusi udara yang diakibatkan hilir mudiknya kendaraan-kendaraan, dapat teratasi dengan penekanan pada arsitektur tropis. Penekanan arsitektur tropis pada terminal tidak hanya berfungsi sebagai penambahan suatu objek dengan memasukan unsur-unsur alam (air, vegetasi, cahaya matahari) juga dapat menciptakan kenyamanan.
Terminal yang direncanakan harus sesuai dengan pengertian dari terminal itu sendiri, termasuk dalam cakupan kapasitas pelayanan, fungsi, dan luas site. Terminal tipe A harus memenuhi syarat-syarat pelayanan kendaraan bus (AKAP/AKDP), angkot, taxi, dan lain-lain. Arsitektur tropis, memberikan altematif desain dalam merancang bangunan yang dapat memberikan kenyamanan pengguna bangunan tehadap radiasi matahari dan udara.
Collections
- Architecture [3649]