Opera Theater Anak di Yogyakarta Dengan Penekanan Pada Citra Bangunan yang Berdasarkan Fantasi Anak

Abstract

Anak-anak secara kodrati adalah makhluk sosial yang mencari kehidupan ditengah-tengah masyarakat. Salah satu yang mampu menunjang pengembangan potensi anak melalui seni, seni pada anak akan berkembang bila ditanamkan dan diperkenalkan rasa keindahan. Pertama-pertama seni diperkenalkan kepada anak-anak melalui cerita, tari (gerak), dan musik. Kesanggupan jiwa membentuk tanggapan yang baru dengan pertolongan tanggapan yang telah ada, dinamakan berfantasi. Anak-anak sangat luas dan leluasa fantasinya artinya dapat membuat gambaran khayal yang banyak dan luar biasa. Pada akhir masa kanak-kanak, sifat fantasi mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan perkembangan pikirannya oleh charlotte buhler telah meneliti tentang dongeng dan fantasi yang dirangkum kedalam tingkatan umur anak (segmentasi) Yogyakarta merupakan tempat lahirnya seniman-seniman muda berbakat, khususnya anak-anak ini ditandai dengan banyaknya perkumpulan atau sanggar-sanggar seni. Untuk dapat mengembangkan bakat dan potensi anak khususnya dibidang seni pertunjukan dapat ditampung didalam suatu wadah "Opera Teater Anak dengan citra bangunan yang mencerminkan fantasi anak" Pada perencanaan Opera Teater Anak ini akan ditekankan bagaimana menciptakan bangunan opera teater yang dapat mencerminkan fantasi anak melalui cerita komik anak yang ditransformasikan kedalam citra bangunan opera teater dengan pendekatan arsitektur fantasi. Dimana antara psikologi perkembangan fantasi anak dan arsitektur fantasi saling berpengaruh. Jadi konsep yang dihasilkan berupa konsep perencanaan dan perancangan Opera Teater Anak yang berfungsi sebagai gedung pertunjukan dan pengembangan bakat dan potensi anak, dengan bentuk bangunan merupakan hasiI transformasi fantasi anak (cerita komik) ke dalam bentuk bangunan Opera Teater Anak di Yogyakarta.