Show simple item record

dc.contributor.authorNugroho, Wasis Bangun
dc.date.accessioned2017-01-16T09:01:19Z
dc.date.available2017-01-16T09:01:19Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/2003
dc.description.abstractPerkembangan dunia otomotif di Indonesia mengalami kemajuan dengan bermunculnya beragam jenis dan merk kendaraan bermotor. Hal ini ditandai pada tahun 1958 Keagenan berkembang pesat, terutama setelah William Suryadjaja mendirikan Astra dan mulai merintis bisnis otomotifnya pada akhir dasawarsa 1960. Kini tercatat sedikitnya 40 merek mobil yang diageni sedikitnya 30 perusahaan. Berdasarkan banyaknya merk dan jenis mobil yang ada di Indonesia maka diperlukan suatu tempat atau wadah yang dapat me1estarikan dan menginformasikan kepada masyarakat tentang kendaraan bermotor yang memiliki nilai sejarah dalam perkembangan dunia otomotif di tanah air. Oleh karena itu perlu di bangun sebuah museum otomotif yang mampu mewadahi hal tersebut. Tetapi kecenderungan masyarakat sekarang ini kurang meminati untuk berkunjung ke museum. Hal ini dikarenakan bentuk penampilan bangunan museum yang terkesan ilmiah. Sehingga upaya untuk menarik minat masyarakat terhadap museum adalah dengan perencanaan penampilan fasad bangunan museum yang lebih atraktif, maka perlu adanya konsep modernitas dalam perancangan penampilan bangunan museum otomotif. Tetapi apakah konsep modern pada bangunan museum otomotif akan sesuai dengan objek koleksi yang rata-rata merupakan kendaraan klasik? Dengan menggunakan konsep Retro Klasik, Museum Otomotif dikawasan Solo Baru, Sukoharjo ini berusaha menggabungkan konsep modern dan klasik pada penampilan bangunan dan ruang pamer. Konsep Retro Klasik itu sendiri diambil dari istilah dibidang otomotif yang artinya memunculkan produk yang baru dengan mengambil bentuk dari produk yang lama. Sebagai contoh adalah produk VW New Beetle. Desain yang berkonsep Retro Klasik, secara skematis ditampilkan pada ruang pamer Museum otomotif pada site dikawasan Solo baru, Sukoharjo. Pada penampilan bangunan, konsep Retro Klasik diungkapkan me1alui gubahan massa yang mengacu dari penggabungan bentuk mesin dua silinder (Ruang pamer temporer) dan bentuk rantai (Ruang pamer tetap) yang masing-masing merupakan hasil perubahan dari bentuk kotak dan bentuk lingkaran. Hal ini Juga diikuti dengan penggunaan materil kayu sebagai ciri klasik dan material kaca sebagai ciri modern. Begitu juga dengan skema sirkulasi ruang dalam yang mengambil konsep dari mekanisme mesin dan rantai tersebut. Sedangkan Skema perwilayahan kegiatan merupakan pembagian bangunan menjadi area privat dan publik. . Pengembangan desain adalah hasil akhir dari konsep Retro Klasik hal tersebut dapat dilihat dari bentukan denah yang mengalami perubahan dari bentuk dasarnya yaitu dengan memberikan penambahan maupun pengurangan pada bentuk lingkaran dan bentuk kotak yang juga dapat dilihat pada penampilan bangunan. Sehingga hal ini sesuai dengan prinsip Retro Klasik Yaitu Semakin banyak yang diubah semakin mereka terlihat sama. Sentuhan warna cerah seperti warna merah yang dominan pada bagian depan bangunan (ruang pamer tetap) yang menghadap ke pertigaan jalan sekaligus sebagai orientasi bangunan di harapkan dapat menarik perhatian dari orang yang melewatinya.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectMuseum Otomotifen_US
dc.subjectKawasan Solo Baruen_US
dc.subjectSukoharjoen_US
dc.subjectKonsep Retro Klasiken_US
dc.subjectRuang Pamer dan Penampilan Bangunanen_US
dc.titleMuseum Otomotif di Kawasan Solo Baru, Sukoharjo: Konsep Retro Klasik pada Ruang Pamer dan Penampilan Bangunanen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record