Show simple item record

dc.contributor.authorHendri Rahmanto, 93310058
dc.contributor.authorNuri Sriharjo, 93310126
dc.date.accessioned2020-04-28T22:44:56Z
dc.date.available2020-04-28T22:44:56Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/19933
dc.description.abstractDistribusi karakteristik fisik dan mekanik baja tulangan polos di Yogyakarta secara umum sangat banyak ragamnya dan cenderung tidak sesuai dengan standar toleransi yang ditetapkan oleh PUBI maupun SII 0136-80 serta kurang/tidak proporsional dengan kebutuhan konsumen. Diagram tegangan regangan baja umumnya dianggap bilinier pada analisis maupun disain balok pada metode kuat batas (ultimit). Apabila analisis didasarkan atas diagram yang sesungguhnya, maka akibat "strain hardening" akan menambah balok untuk menahan beban. "Overstrenght Factor" adalah rasio antara kemampuan balok relatif terhadap kemampuan balok pada kondisi ultimit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan tegangan baja dengan analisis OVF sangat besar yaitu berkisar antara 30% -45%.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectKarakteristik Fisiken_US
dc.subjectMekanik Baja Tulangan di Yogyakartaen_US
dc.subjectImplikasinya pada Disain Elemen Betonen_US
dc.titleKarakteristik Fisik dan Mekanik Baja Tulangan di Yogyakarta dan Implikasinya pada Disain Elemen Betonen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record