Gedung Konser di Jakarta Transformasi Komposisi Musik Symphony No. 9 ke dalam Bentuk Arsitektur
Abstract
Musik dan arsitektur memiliki banyak kesamaan, dikarenakan keduanya
merupakan bagian dari seni dan menggunakan struktur dan ekspresi dalam
karyanya. Pandangan inilah yang mendasari tema dalam penulisan ini. Akan
menjadi suatu fenomena yang menarik apabila dapat menghubungkan keduanya
dalam suatu realitas bentuk yang menyatu. Dalam hal ini, bagaimana suatu
komposisi musik dapat menjadi suatu bentuk arsitektur dan kemudian bentuk
arsitektur itu juga dapat mencerminkan ekspresi dari komposisi musik tersebut.
Pencaharian relasi arsitektur dengan musik membutuhkan kajian yang
tepat agar terjadi keseimbangan makna dan bentuk yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam kajian ini metode yang dilakukan adalah dengan proses
Transformasi, yaitu transformasi musik ke dalam bentuk arsitektur. Adalah
Symphony No.9, karya Ludwig van Beethoven, yang merupakan salah satu
komposisi musik klasik terbaik yang pemah ada; yang akan diangkat sebagai
objek untuk diterjemahkan ke dalam bentuk arsitektur sebagai wakil dari sumber
tema. Dimana ekspresi yang muncul dari komposisi musik Symphony No.9 inilah
yang ditafsirkan dan ditransformasikan ke dalam ekspresi arsitektural.
Gedung Konser di Jakarta berorientasi pada pertunjukan musik klasik
dengan menitik beratkan pada penampilan bangunan berdasarkan ekspresi
komposisi musik Symphony No.9, yang merupakan hasil dari proses transformasi
musik ke dalam bentuk arsitektur.
Ada dua hal yang merupakan bagian penting dari musik, yaitu struktur
dan makna ekspresi. Struktur musik sebagai elemen rasional yang menyusun
dan membentuk musik secara utuh, pada dataran arsitektural struktur musik ini
digunakan sebagai acuan kerangka struktural dalam komposisi bentuk
bangunan. Sedangkan makna ekspresi yang merupakan suatu bentuk abstrak
yang melukiskan ungkapan perasaan dan makna musikal; diharapkan menjadi
substansi yang membentuk ide dan kualitas ruang.
Di dalam upaya penterjemahan musik ke dalam arsitektur ini dilakukan
melalui tahap-tahap sebagai berikut; pemahaman ketika mendengarkan lagu
Symphony No.9 dengan melihatnya dari sudut pandang intuisi dan aspek
imajinasi yang dapat ditangkap. Kemudian realitas yang asing dan sulit
dimengerti itu diperlakukan sebagai simbol yang bermakna, dengan bentuk-bentuk
dasar yang lebih bisa dipahami. Setelah memutuskan bentuk simbolik,
langkah berikutnya adalah pemilihan dan penggunaannya ke dalam kategori-kategori
arsitektural sedemikian-rupa, sehingga suatu pesan dapat disampaikan
secara visual. Dan akhimya menyatukannya ke dalam suatu citra bangunan
seutuhnya secara struktural dan fungsional ruangnya.
Karena belum adanya teori ataupun metode yang pernah membahas
tentang permasalahan ini, maka di dalam penyusunan laporan ini, adalah hasil
dari interpretasi penulis berdasarkan masukan-masukan dari para dosen
pembimbing dan juga kesimpulan dari referensi-referensi yang menyangkut
konteks permasalahan.
Collections
- Architecture [3658]