Show simple item record

dc.contributor.authorMohamad Arief Hidayat, 96340018
dc.date.accessioned2020-04-24T23:22:49Z
dc.date.available2020-04-24T23:22:49Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/19765
dc.description.abstractPelatihan Beladiri Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah tempat latihan beladiri yang mewadahi kegiatan pelatihan dari berbagai jenis beladiri Jepang, dalam satu tempat, sebagai sarana menampung peminat beladiri Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perlu diketahui bahwa peminat beladiri Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta cukup besar yaitu dengan pertumbuhan rata-rata 22% per tahun. Peminat beladiri Jepang juga merasa perlu mempelajari teknik-teknik dari beladiri Jepang yang lain untuk memperkaya kemampuan dalam membeladiri. Mengingat latar belakang dari tiap-tiap beladiri Jepang berasal dari satu induk serta memiliki filosofi yang sama yaitu bushido, maka ada sebuah benang merah yang akan menjadi konsep dalam perencanaan dan perancangan sebuah bangunan. Dalam hal ini, bushido memiliki empat poin penting yaitu konsentrasi, ekspresi, loyal itas dan kekerabatan. Jenis-jenis beladiri yang akan diwadahi dalam Pelatihan Beladiri Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta ini terdiri atas empat jenis beladiri. Beladiri Jepang itu adalah Karate, Jujutsu, Aikido dan Kendo. Dari keempatnya memiliki persamaan maupun perbedaan. Persamaannya antara lain adalah sistem berlatih, yaitu fisik dan non fisik. Selain itu juga ada sedikit kemiripan dalam sistem ranking. Perbedaaannya adalah pada teknik-teknik beladirinya. Sedangkan jika ditinjau dari segi pengguna, Pelatihan Beladiri Jepang ini mewadahi tiga unsur yaitu atlet beladiri, pengelola dan pengguna. Untuk mengakomodasikan itu semua tentu dibutuhkan ruang-ruang untuk mewadahinya. Ruang-ruang itu antara lain ruang latihan, ruang pertandingan, ruang pengelola serta ruang-ruang pendukung yang lain. Penekanan pada penampilan bangunan mengambil pada empat poin penting dari bushido yang kemudian ditranformasikan ke dalam bahasa arsitektur. Poin-poin seperti konsentrasi, ekspresi, loyalitas dan kekerabatan dikomunikasikan ke dalam tata ruang luar maupun tata ruang dalam melalui pola sirkulasi, orientasi serta skla dan proporsi. Selain itu juga perlu dipenuhi persyaratan-persyaratan teknis sebuah tempat pelatihan beladiri Jepang. Konsep bushido sebagai filosofi beladiri Jepang inilah yang menjadi dasar dalam penataan tampilan bangunan. dalam penataan ruang dalam, menggunakan pola linear pada tempat latihan serta penggunaan pola memusat pada hall. Untuk konsep sirkulasi ruang luar menggunakan pola memusat sebagai wujud salah satu poin bushido yaitu konsentrasi. Demikian pula dengan tata masanya, pada Pelatihan Beladiri Jepang ini menggunakan menggnakan pola memusat dan datum sebagai wujud konsentrasi. Sedangkan untuk poin yang lain, seperti loyalitas juga memiliki andil dalam tata masa dengan pola seimbang. Untuk poin ekspresi diperiihatkan struktur ekspose, warna bangunan serta bentuk-bentuk kontras dan simbolis. Sedangkan poin kekerabatan diekspresikan pada keintiman dalam ruang serta wama bangunan. Konsep sistem struktur menggunakan rigid frame, yaitu berupa kolom, balok serta fondasi. Selain itu adalah konsep utilitas bangunan, dalam hal ini menggunakan air bersih dari dua sumber, PDAM serta sumur bor dengan sistem double. Selain itu bangunan juga dilengkapi pencegahan kebakaran, telekomunikasi, serta penangkal petir.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPelatihan Beladiri Jepangen_US
dc.subjectDaerah Istimewa Jogjakartaen_US
dc.subjectPenampilan Bangunan dengan Konsep Bushidoen_US
dc.titlePelatihan Beladiri Jepang di Daerah Istimewa Jogjakarta Penampilan Bangunan dengan Konsep Bushidoen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record