Show simple item record

dc.contributor.authorDjeki Susanto, 93340062
dc.date.accessioned2020-04-24T21:09:16Z
dc.date.available2020-04-24T21:09:16Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/19760
dc.description.abstractPenguasaan keterampilan dan perkembangan sumber daya manusia khususnya pemanfaatan daur ulang di negara kita sungguh sangat tertinggal jika dibandingkan dengan sumber daya manusia dari luar negeri. Ini terlihat tidak adanya inovasi desain, perubahan desain, terlebih inovasi desain itu sendiri masih tertinggal (misalnya: kertas daur ulang hanya sebagai "pembungkus" barang-barang kerajinan). Hal ini merupakan satu paparan yang merupakan titik balik dunia inovasi dan beberapa argumentasi mengenai persoalan-persoalam desain dan arsitektur didalamnya yang semakin lama justru semakin instan, serba fabrikan dan bukan temuan-temuan yang berbasis pada keramahan terhadap lingkungan atau pemanfaatan kembali sampah-sampah yang semakin melauti dunia khususnya di negara kita ini. Sehingga dengan paparan latar belakang ini, ditemukan satu permasalahan yang sebetulnya sangat sederhana tetapi menarik untuk dibahas dan tentu saja langka bagi para pelaku desain kita, yaitu mewujudkan arsitektur yang dapat mewadahi fungsi yang beraneka ragam banyaknya tetapi dalam penyediaan ruangnya cukup sedikit karena pengaruh bahan yang digunakan. Paparan tentang penghargaan terhadap bangunan lama yang pada masa sekarang, masyarakat dan para pembangun yang mulai apriori pada masalah-masalah konservasi bangunan lama atau bangunan kuno merupakan permasalahan lain yang akan dipecahkan. Teori proses kertas daur ulang dan teori arsitektur diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang ada. Teori tindak pelestarian yang dipakai yang berpengaruh dalam mendasari konsep perancangan adalah teori tentang tindak konsolidasi dan rehabilitasi terhadap bangunan lama akan diterjemahkan kedalam konsep perancangan sehingga diperoleh simpulan-simpulan mengenai upaya pelestarian bangunan dan proses produksi pada rumah produksi kertas daur ulang ini serta beberapa contoh kasus tentang arsitektur adaptive re-use dan tipologi proses produksi dan perajin kertas daur ulang. Tinjauan sejarah dan perkembangan (Ambarbinangun) serta identitas bangunan lama yang ada secara detail (dari pintu masuk sampai bentuk bangunan) memberikan keterangan-keterangan dalam bentuk visual mengenai tapak dan akses masuk ke tapak. Beberapa potensi, tantangan dan kelemahan-kelemahan yang secara inhern sangat berperan didalamnya. Ungkapan mengenai proses produksi, kerusakan bangunan lama yang ada, potensi dan tantangan lokasi didekati melalui aspek pelestarian (konsolidasi dan rehabilitasi) dan aspek guna dalam bangunan (ruang). Pada tindak konsolidasi terungkap pada struktur bangunan lama (sub struktur, struktur dan super struktur) dan tindak rehabilitasi bangunan lama memiliki tahapan-tahapan penting yaitu pemrograman, perencanaan dan rancangan itu sendiri. Dan pada aspek guna dalam bangunan terbagi atas dua bagian yaitu mengadaptasi bangunan lama dengan memfungsikan kembali pada fungsi baru yang lebih sesuai dan bangunan baru untuk mewadahi fungsi secara adaptif. ^ Penentuan lokasi dan site beserta pendekatan pencapaian dan arah onentasi bangunan berpengaruh pada zona kegiatan proses produksi. Konsep penyatuan (kolaborasi) ruang secara konsolidasi dan rehabilitasi dari ruang luar menuju ruang dalam bangunan berpengaruh pada pemilihan jenis bahan dan karakter desain.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectRumah Produksi Kertas Daur Ulang di Yogyakartaen_US
dc.subjectSebuah Dialektika Bahan-bahan Sisaen_US
dc.subjectUpaya Mempresentasikan Arsitektur Adaptive Re-Useen_US
dc.titleRumah Produksi Kertas Daur Ulang di Yogyakarta Sebuah Dialektika Bahan-bahan Sisa sebagai Upaya Mempresentasikan Arsitektur Adaptive Re-Useen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record