Gedung Pelayanan Akomodasi Pernikahan Adat Jawa pada PT Puri Gading Purworejo
Abstract
Asal muasal tata cara perkawinan adat jawa adalah dari keraton. Pada
mulanya hanya keluarga keratonlah yang mempunyai hak untuk melaksanakan
upacara pernikahan dengan tata cara adat tersebut. Namun sejak adanya akulturasi
budaya dengan agama Islam, khususnya di Keraton Yogya dan Solo, tata cara
penikahan adat mulai berbaur antara budaya hindu dan Islam. Mulai saat itulah tata
cara pernikahan adat dikenal oleh masyarakat luas di luar keraton. Hingga saat ini,
secara turun temurun tata cara upacara pernikahan terus di lestarikan, tentunya
dengan pertimbangan waktu, kesempatan dan dana acara-acara adat tersebut diadakan
penyesuaian-penyesuaian.
Meski hampir setiap hari kita saksikan upacara dan pesta pernikahan, namun
ternyata tidak mudah untuk menyelenggarakannya. Tahap demi tahap yang harus
dilalui serta mempersiapkan pernak-pernik alat upacara adat yang mengandung nilainilai
ritual tersendiri merupakan "tugas" yang tidak bisa dianggap remeh untuk
menyambut hajat keluarga ini. Sebagai suatu peristiwa yang diharapkan hanya terjadi
sekali seumur hidup, semua calon pengantin tentu mengharapkan agar semua
rangkaian upacara itu bisa berlangsung sukses. Keterbatasan tempat dan pengetahuan
tentang upacara adat seringkali menjadi alasan utama keluarga untuk
menyelenggarakan pernikahan di sebuah gedung pertemuan dengan melibatkan
wedding organizer.
Dengan mengambil latar belakang itulah penulis menemukan ide untuk
merancang Gedung Pelayanan Akomodasi Pernikahan Adat Jawa pada PT. Puri
Gading Purworejo, dimana PT. Puri Gading sudah berpengalaman selama 17 tahun
bergerak dalam pelayanan penyelenggaraan upacara pernikahan Adat Jawa sehingga
dapat dijadikan referensi oleh penulis untuk merancang bangunan sebagai Judul
Tugas Akhir.
Collections
- Architecture [3718]