Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Buangan Terdesentralisasi di Kelurahan Wirogunan Jogjakarta
Abstract
Limbah cair domestik merupakan air yang mengandung zat pencemar. Air ini
dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga dari kamar mandi, WC, cucian dan dapur. Air
tersebut mengandung COD, TSS dan Amonium yang tinggi. Untuk mengurangi
kandungan pencemar maka diperlukan sistem pengelolaan air limbah. Sistem
pengelolaan air limbah telah dilakukan di lokasi penelitian (Kelurahan Wirogunan Rw
16 Mergangsan Jogjakarta). Evaluasi pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisa
konsentrasi COD, TSS dan Amonium pada air limbah domestik, menganalisa kondisi
dan masalah pada sistem pengelolaan air limbah domestik secara komunal dan
mengetahui kemungkinan penggabungan antara sistem pengelolaan air limbah domestik
secara komunal dengan saluran sewer kota Jogjakarta.
Metode yang digunakan untuk analisa COD mengacu pada SNI M-70-1990-03,
analisa TSS mengacu pada SNI 06-6989.3-2004 dan analisa Amonium menggunakan
SNIM- 48- 1990 - 03. Sedangkan analisa data kuisioner dengan menggunakan analisa
statistik deskriptif. Uji statistik dengan menggunakan Anova satu jalur digunakan untuk
mengetahui signiflkansi perbedaan antara inlet dan outlet untuk masing-masing
parameter.
Hasil penelitian dari kuisioner, observasi dan wawancara menunjukkan bahwa
kondisi sistem pengelolaan air limbah domestik secara komunal bermasalah pada tidak
berfungsinya reaktor pengolahan (UASB). Permasalahan ini disebabkan dari kegiatan
operasional dan pemeliharaan. Keadaan seperti ini memunculkan inisiatif bagi
warga untuk membuat saluran by pass untuk mengalirkan air limbah dari
sumbernya langsung menuju badan air (Sungai Code). Kondisi sekarang yang
ada adalah saluran air limbah tidak melewati reaktor UASB tetapi dialirkan
secara langsung menuju badan air (sungai Code) sehingga air limbah tidak
mengalami pengolahan. Dari hasil penelitian laboratorium didapatkan hasil bahwa
COD mengalami penurunan sebesar 12,74 % dan tidak terjadi penurunan untuk TSS dan
Amonium. Dengan demikian konsentrasi tersebut masih melebihi baku mutu yang
ditetapkan (KepMenLH 112/2003 untuk COD dan TSS, Kep. Gubemur Kepala DIY No.
214/KPTS/1991 untuk Amonium). Sedangkan penggabungan sistem pengelolaan air
limbah domestik secara komunal dengan sewer kota sulit untuk dilakukan. Dari hasil
analisa diperlukan head (H) pompa sebesar 5,5177354 m dengan debit rata-rata 37,584
m³/hr untuk penggabungan. Melihat masih tingginya kandungan COD, TSS dan
Amonium pada air limbah domestik, maka diperlukan usaha untuk memfungsikan
kembali atau mengganti sistem pengolahan dengan reaktor yang lebih sesuai dengan
karakter penduduknya sebagai pengguna.
Collections
- Environmental Engineering [1459]