Gedung Pertunjukan Musik di Jogjakarta Interaksi Akrab sebagai Dasar Essensi Konseptual Perencanaan dan Perancangan
Abstract
Kebutuhan masyarakat Jogjakarta akan sebuah tempat
hiburan alternatif dalam kota sekaligus tempat
berinteraksi sosial dengan nuansa keakraban sangatlah
diperlukan.
Belum adanya gedung pertunjukan seni musik yang
memadai tidak sebanding dengan besarnya penikmat musik
yang ada di Jogjakarta.
Permasalahan terletak pada merancang sebuah gedung
pertunjukan seni musik yang bernuansa akrab pada sistem
keruangan dan distribusi fungsional menjadi masalah
utama.
Konsep perancangan guna mendapatkan gedung
pertunjukan yang bernuansa akrab dan betah pada sistem
keruangannya yang ada adalah melihat karakteristik
peminat musik itu sendiri, yaitu sebelum pertunjukan,
sedang pertunjukan, dan sesudah pertunjukan.
Sebelum pertunjukan musik berlangsung fasilitas
ruang pendukung yang diperlukan adalah keruangan yang
bisa digunakan ketika sedang membeli tiket, menunggu
pertunjukan, mungkin sambil makan atau minum atau hanya
sekedar tempat ngobrol. Disinilah perlunya dibuat
sistem keruangan yang akrab. Ketika sedang terjadi
pertunjukan juga perlu adanya sistem keruangan sehingga
pertunjukan dapat dinikmati secara maksimal tanpa
adanya gangguan, bahkan sampai terjadi interaksi antara
pemain dan penonton ataupun penonton dengan penonton
sehingga suasana keakraban dan betah dapat tercapai.
Untuk itu perlu adanya batasan kapasitas ruang
pertunjukan dan pembedaan ruang pertunjukan yaitu ruang
pertunjukan tertutup dan ruang pertunjukan terbuka yang
pemakainya disesuaikan dengan jenis pertunjukan musik
yang sedang berlangsung. Sesudah pertunjukan
berlangsung sistem keruangan yang diperlukan adalah
ruangan yang bisa menciptakan suasana akrab mungkin
untuk melanjutkan interaksi sosial sambil berkumpul
menunggu teman, ngobrol, makan, minum, atau bahkan
melanjutkan berdisko dirumah musik atau cafe.
Pengaturan ruang guna memperoleh tingkat keakraban
ruang disesuaikan dengan fungsi peruangan yang ada dan
tidak meninggalkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tercapainya suasana keakraban dan betah
pada sebuah ruangan.
Collections
- Architecture [3718]