Terminal Bus Type A Purwokerto Penekanan pada Ruang Tunggu yang Rekreatif
Abstract
Terminal Purwokerto yang semula sudah dikategorikan sebagai terminal type A, namun
tidak memenuhi syarat, sehingga terminal bus Purwokerto dipindahkan ke lokasi yang lebih lebar
dan strategis. Permasalahan yang terdapat di dalam terminal lama adalah masih kurangnya
kapasitas parkir kendaraan baik umum maupun pribadi, ruang tunggu yang sempit, sehingga
menghambat sirkulasi manusia dan barang. Dalam hal ini, ruang tunggu yang merupakan tempat
menunggu bagi penjemput, pengantar maupun penumpang diharapkan dapat merasakan nyaman.
Konsep untuk menciptakan suasan yang rekreatif pada ruang tunggu adalah memasukan suasana
outdoor, yaitu suasana alam obyek wisata baturaden kedalam indoor ruang tunggu, karena obyek
wisata baturaden merupakan suatu tujuan utama bagi sebagian besar pendatang dari luar kota
maupun dalam kota.
Dari realita diatas menjadikan konsep dasar kedalam bentuk rancangan, yaitu mengambil
tranformasi dari kedua pohon, yaitu pinus dan kelapa sebagai dasar rancangan. Dengan bentuk
atap limasan sebagai transformasi dari pohon pinus dan atap lengkung dari pelepah pohon kelapa,
hal ini dimaksudkan sebagai proses penciptaan suasana yang rekreatif, khususnya pada ruang
tunggu juga memasukan unsur alam, seperti vegetasi, air, batu, angin, sinar matahari yang
secukupnya. Kondisi kontur yang bervariasi, yaitu dengan kemiringan sampai - 5.00 meter dapat
sebagai potensi untuk menciptakan suasana yang rekreatif didalam terminal.
Implementasi konsep tersebut adalah pemilihan warna hijau tua, dengan bahan sirap
untuk limasan dan tegola, polikarbonat untuk atap lengkung, yang dikombinasikan dengan dak.
Sebagai penciptaan suasana yang rekeatif pada ruang tunggu, penggunaan atap dari transformasi
pohon pinus dengan pemasukan unsur alam seperti kolam dan vegetasi, dan pola tempat duduk
yang melingkar. sehingga selain dapat melihat kendaraan yang akan dituju, pengunjung juga dapat
merasakan view yang enak dipandang, suasana yang tercipta menjadi rekreatif. Untuk ruang
tunggu dibagi menjadi tiga tempat, yaitu untuk Angkot, Mikrobus, dan Bus AKAP / AKDP, dengan
maksud untuk memudahkan penumpang menuju kendaraan yang akan dituju. Dengan posisi
miring, sebagai pemasukan angin yang melaju dari selatan ke utara, kedalam ruang tunggu.
Peletakan ruang tunggu di dalam terminal memerlukan pergantian udara dengan cepat.
Pengunjung / penumpang yang akan meneruskan perjalanan, akan difasilitasi dengan koridor
penghubung untuk menuju ruang tunggu kendaraan umum lain.
Collections
- Architecture [3683]