dc.description.abstract | Kegiatan balap motor (road racing) di Yogyakarta yang merupakan salah satu
olah raga otomotif yang diminati masyarakat sampai saat ini masih sering diwadahi
dalam suatu sarana yang tidak semestinya yang memang belum tersedia, yaitu lapangan
parkir Stadion Mandala Krida yang mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: tidak
tersedianya tempat khusus untuk penonton yang benar-benar aman, tempat penonton
tersebut juga mengurangi kemampuan visual untuk menyaksikan keseluruhan jalannya
lomba. Sirkuit balap di Indonesia yang benar-benar diakui baru terdapat di Sentul,
Bogor, yang sudah memenuhi standar internasional balap motor yang ditetapkan FIM ,
sedangkan di daerah-daerah lain belum ada. Keberadaan Yogyakarta sendiri dengan
berbagai aset wisata dengan jalur-jalur wisatanya menjadi salah satu faktor penentu
lokasi sirkuit. Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan-permasalahan
yang akan diselesaikan yaitu : Bagaimana merancang sirkuit balap motor sesuai standar
FIM dengan penentuan lokasi terhadap jalur wisata Yogyakarta, serta bagaimana
merancang trek balap yang aman bagi pembalap dan penonton dengan ruang penonton
(tribun) yang sedemikian rupa sehingga keseluruhan trek balap dapat disaksikan.
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
tersebut yaitu pengumpulan data dari berbagai referensi (media cetak, wawancara
langsung dan survey lapangan), kemudian data-data tersebut diolah berdasar landasan
teori yang ada yang akhirnya muncul suatu kesimpulan untuk perencanaan dan
perancangan. Antara lain penentuan lokasi sirkuit berdasarkan jalur wisata Yogyakarta,
merancang sirkuit balap motor sesuai standar FIM dengan besaran-besaran ruang yang
telah ditetapkan baik oleh FIM ataupun standar-standar kebutuhan ruang berdasarkan
teori lainnya, misalnya Data Arsitek (Neufert) atau standar perencanaan tribun/stadion
olah raga yang diterbitkan oleh Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.
Sedangkan hasil dari pengolahan data dengan pendekatan tersebut antara lain
lokasi sirkuit di ring-road utara (Kecamatan Gamping) yang dilalui oleh salah satu jalur
wisata dan penataan lay out trek balap terhadap tribun dengan jarak terjauh tidak
melebihi ± 500 m. Berdasarkan survey dalam jarak ini mata normal manusia masih
mampu melihat obyek (dalam hal ini motor) dengan berbagai gerakannya, misalnya
berhenti atau membelok. Letak tribun dapat ditentukan yaitu dekat dengan jalan yang
memungkinkan pencapaian yang lebih cepat dan posisi tribun yang rnemanjang utara -
selatan menghadap ke arah timur, hal ini bertujuan untuk menghindari sinar matahari
siang/sore ke arah penonton. Hal lain yaitu tinggi tribun ± 14,5 - 15 m (4 lantai), dimana
penonton diasumsikan masih mampu menuju ke posisi teratas tribun tanpa alat
transportasi vertikal (lift), serta untuk mengatasi masalah keamanan, misalnya terjadinya
luapan penonton ketika perlombaan selesai, dengan empat lantai diharapkan penonton
tidak terlalu lama menunggu/berdesakan ketika keluar. | en_US |