dc.contributor.author | Muhammad Fahmy Siambaton, 95340135 | |
dc.date.accessioned | 2020-04-16T14:11:18Z | |
dc.date.available | 2020-04-16T14:11:18Z | |
dc.date.issued | 2000 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/19465 | |
dc.description.abstract | Masjid dan perancangannya adalah substansi wacana yang ingin dibangun dalam
tulisan skripsi ini. Sebuah kebebasan ditawarkan dalam keterbatasan pikiran manusia
dihadapan sang pencipta. Sejarah telah memberi banyak sesuatu bagi yang memikirkannya
untuk menuju masa depan, arsitektur mengalaminya.
Arsitektur sakral merupakan bagian dari arsitektur masa lalu yang banyak
diciptakan oleh pemikiran manusia tradisional. Pemikiran-pemikiran tersebut bersifat
spiritual religius. Pemikiran dalam menanggapi makna Tuhan, manusia, dan alam semesta
yang kemudian ditransformasikan ke dalam simbol-simbol dan diaktualisasikan ke dalam
bentuk-bentuk kegiatan dan bangunan sebagai sebuah tradisi. Tradisi ini sebagai tradisi
kosmografi, banyak digunakan oleh berbagai tradisi di dunia termasuk tradisi di dalam
Islam.
Selaras adalah kata yang cukup untuk mengungkapkan Islam dalam memasuki
suatu kebudayaan melalui penyiaran dakwahnya sehingga menciptakan "tradisi-tradisi"
Islam di seluruh dunia. Islam Persia, Islam Pakistan, Islam India, dan termasuk Islam Jawa.
Tradisi Islam Jawa menjadi obyek pengamatan khusus untuk menemukan konsep-konsep
perancangan dalam hal ini adalah perancangan bangunan masjid dan menjadi bagian
sebuah tradisi kosmografi.
Jawa dan Islam dalam konteks keraton terlihat jelas dalam pemaknaan tempat
dalam jalur sakral keraton. Eksistensi titik awal merupakan bagian dari pemaknaan dalam
jalur tersebut dan menjadi konteks utama menuju penyusunan konsep-konsep perancangan
masjid.
llmu yang telah didapat selama menganalisa tradisi-tradisi penggunaan kosmografi
secara tidak langsung telah menjadi bahan untuk membangun sebuah tradisi kosmografi
dalam konteks eksistensi titik awal pada jalur sakral di Keraton Yogyakarta sebagai bagian
tradisi Islam Jawa.
Dengan demikian, sepanjang proses perencanaan dan perancangan arsitektur di
studio menuntut konsistensi yang telah dihasilkan dalam penulisan dan dipresentasikan
dalam seminar akhir sertadifikirkan sebagai sebuah wacana keislaman. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Sebuah Konseptualisasi | en_US |
dc.subject | Eksistensi Titik Awal | en_US |
dc.subject | Perancangan Masjid | en_US |
dc.subject | Konteks Struktur | en_US |
dc.subject | Jalan Mistik Keraton Yogyakarta | en_US |
dc.title | Sebuah Konseptualisasi Eksistensi Titik Awal pada Perancangan Masjid dalam Konteks Struktur Jalan Mistik Keraton Yogyakarta | en_US |