dc.contributor.author | Adi Nugroho Sanusi Putro, 01513038 | |
dc.date.accessioned | 2020-04-15T02:41:20Z | |
dc.date.available | 2020-04-15T02:41:20Z | |
dc.date.issued | 2006 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/19385 | |
dc.description.abstract | Septik tank dengan empat chamber merupakan salah satu bangunan
pengolahan air limbah domestik (IPAL) komunal yang sudah berumur hampir 8
tahun lamanya hingga sekarang dengan ukuran sebesar 13 x 2 x 1,8 meter yang
ada di dusun Jagalan. Ledoksari Purwokinanti, Jogjakarta. Perlunya evaluasi dari
studi ini adalah untuk mengetahui bagaimana Septik tank komunal sebagai IPAL
dapat meremoval bahan-bahan berbahaya yang dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga di area Purwokinanti sehingga aman hagi lingkungan terutama untuk
kandungan amonium. COY) dan TSS.
Untuk pemeriksaan COD menggunakan metode spektrofotomeiri secara
Closed reflux. SNI M-70-1990-03. Pemeriksaan TSS menggunakan metode
gravimetri, SNI 06-6989.3-2004 dan pemeriksaan amoniiim menggunakan metode
serapan nessler secara spectrofotometrik SNIM-48-1990-03.
Analisa data kuisioner menggunakan metode statistik secara diskriptif. Dan
dari hasil analisa tersebut disimpulkan bahwa sistem kerja pengelolaan IPAL
komumal di daerah Purwokinanti belum optimal dikarenakan beberapa faktor
seperti biaya operasi pemeliharaan IPAL serta kurangnya rasa memiliki dari
setiap warga terhadap IPAL.
Untuk menguji perbedaan hasil analisis air limbah domestik antara inlet dan
outlet menggunakan metode statistik anova satu jalur. Dan dari hasil uji anova
diketahui bahwa antara kandungan COD. TSS inlet dan outlet terdapat perbedaan
yang signifikan. sedangkan amonium inlet dan outlet tidak terdapat perbedaan
yang signifikan.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa COD dan TSS mengalami
penurunan dengan efisiensi sebesar 47,26 % dan 30.95 % sedangkan amonium
relatifstabil tidakterjadi penurunan.
Karena perbedaan elevasi terlalu tinggi antara saluran sewer kota dengan
saluran sistem komunal maka dilakukan perhitungan pompa. Dari hasil
perhitungan didapatkan hasil bahwa Head pompa yang dibutuhkan sebesar 4
meter dengan debit sebesar 7,56 m³ hr. Dengan demikian maka penggabungan
antara sistem komunal dengan sistem sewer kota mungkin untuk dilakukan namun
pertimbangannya adalah pada biaya operasi dan pemeliharaan. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | COD TSS | en_US |
dc.subject | Amonium | en_US |
dc.subject | Septik tank komunal | en_US |
dc.subject | Purwokinanti | en_US |
dc.subject | Sistem Pengelolaan Air Buangan | en_US |
dc.subject | Terdesentralisasi | en_US |
dc.title | Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Buangan Terdesentralisasi di Wilayah Purwokinanti Jogjakarta | en_US |