dc.contributor.author | Andrianto Prayogo, 00512187 | |
dc.date.accessioned | 2020-04-08T02:50:15Z | |
dc.date.available | 2020-04-08T02:50:15Z | |
dc.date.issued | 2004 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/19200 | |
dc.description.abstract | Pusat perbelanjaan sebagai fasilitas komersial di perkotaan dalam
perkembangannya memberikan peran sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang banyak dikunjungi banyak orang. Dalam perkembangannya pusat
perbelanjaan tidak hanya semata dijadikan sebagai tempat transaksi perdagangan, tetapi
telah berkembang menjadi tempat yang atraktif dan rekreatif untuk dikunjungi konsumen.
Keberadaan pusat perbelanjaan yang terancang terletak di daerah tepian sungai Kapuas
Pontianak dan bersebrangan dengan objek wisata Tugu Khatulistiwa, di harapkan dapat
mengakomodasi fenomena tersebut, sehingga interaksi antar keduanya tetap
dipertahankan dengan cara pengaturan tata ruang dalam dan luar yang saling berinteraksi.
Dari hasil identifikasi dan analisis, diperoleh hasil yaitu bentuk yang
mencerminkan interaksi dan suasana atraktif dan rekreatif adalah dengan memodifikasi
komposisi bentuk dasar segiempat dengan prinsip penyusunan yang didasarkan pada
sumbu (Tugu Khatulistiwa) dalam menciptakan interaksi dan hirarki. Prinsip tersebut
didukung pula oleh prinsip-prinsip Bangunan Tepian Air seperti Openspace, Orientasi
dan interaksi.
Berangkat dari unsur pembentuk suasana atraktif dan rekreatif yaitu : bentuk yang
dinamis, skala ruang, yaitu menggunakan skala normal pada ruang yang mempunyai sifat
gembira dan membutuhkan keleluasaan dalam pergerakan, yaitu pada lobby, unit
pertokoan arena permainan dan rekreasi. Sedangkan skala intim digunakan pada ruang
pengelola karena mempunyai sifat formal, tenang, dan membutuhkan konsentrasi. Untuk
sirkulasi yang dapat menciptakan suasana ataraktif dan rekreatif adalah sirkulasi yang
dinamis atau tidak monoton seperti adanya perubahan bentuk ruang sirkulasi, perubahan
bentuk ruang yang dihubungkan antara ruang dalam dan ruang luar, perubahan ketinggian
lantai dan perubahan ketinggian plafond. Kemudian organisasi ruang yang mencerminkan suasana atraktif dan rekreatif adalah organisasi cluster karena mempunyai karakter
ketidakteraturan bentuk serta mempunyai orientasi leluasa ke segala arah. Sedangkan
warna yang dapat memberikan suasana atraktif dan rekreatif adalah warna yang
mempunyai kesan hangat dan menarik (jingga/kuning). Sedangkan orientasi bangunan
diarahkan ke Sungai Kapuas yang penerapannya didasarkan kepada prinsip perancangan
bangunan tepian air. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Pusat Perbelanjaan | en_US |
dc.subject | Fasilitas Wisata Tirta di Pontianak | en_US |
dc.subject | Penerapan pada Tata Ruang | en_US |
dc.subject | Wadah yang Atraktif dan Rekreatif | en_US |
dc.subject | Berdasarkan Prinsip Perancangan Bangunan Tepian Air | en_US |
dc.title | Pusat Perbelanjaan dan Fasilitas Wisata Tirta di Pontianak Penerapan pada Tata Ruang sebagai Wadah yang Atraktif dan Rekreatif Berdasarkan Prinsip Perancangan Bangunan Tepian Air | en_US |