Jogjakarta Musik Center Penekanan : Transformasi Ekspresi Dinamika Musik Modern sebagai Pembentuk Citra Bangunan
Abstract
Jogjakarta sebagai Kota budaya yang mempunyai berbagai macam kesenian baik
tradisional maupun modern, dan salah satu seni yang paling banyak peminatnya adalah seni musik.
Hal ini dikarenakan dari sebagian penduduk kota Jogjakarta adalah pendatang untuk melakukan
proses belajar dan untuk mengisi hobinya maupun sebagai mata pencaharian mereka yang
menjadikan musik sebagai pelampiasan dan didukung dari musik juga sudah merupakan sesuatu
bisnis berpotensi komersial yang cukup menjanjikan untuk dijalani. Dan diantara jenis musik yang
ada, musik yang paling berkembang di Jogjakarta adalah jenis musik modern, yang dapat diminati
secara universal dari semua kalangan masyarakat Peningkatan apresiasi ini tidak didukung dengan
adanya suatu wadah untuk menampung kegiatan musik modem secara khusus yang mempunyai
dasar pertimbangan sebuah bangunan untuk pertunjukan musik. Maka Jogjakarta Musik Center
dengan segala fasilitasnya sebagai pusat kegiatan musik modern diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan akan kegiatan musik modern dengan mengangkat permasalahan bagaimana
menerapkan karakter dinamika musik modem sebagai pembentuk citra bangunan.
Dengan tujuan untuk mendapatkan landasan konseptual ekspresi dinamika musik modem
pada citra bangunan, maka sasaran yang ingin dicapai adalah dengan mengindentifikasi karakter
musik modern,yaitu pada irama, melodi dan harmonis yang didalamnya terdapat unsur kebebasan,
improvisasi aktraktif, non natural dan dinamis dalam menghasilkan musik. Metode pendekatan yang
digunakan adalah dengan melakukan pencarian date, analisis dan sintesis. Proses penganalisaan,
yaitu pada kegiatan yang akan diwadahi, yaitu kegiatan pertunjukan, pelatihan musik, studio
rekaman, studio latihan dan fasilitas pendukung lainnya yang akan menghasilkan konsep akan
kebutuhan ruang, pola hubungan ruang sehingga akan terbentuk organisasi ruang dan proses
menganalisa terhadap sifat dan karakter musik modern untuk menghasilkan konsep pembentuk citra
bangunan, yaitu terhadap tata massa bangunan (bentuk dan gubahan massa), skala, proporsi,
irama pada bangunan dengan memasukkan karakter bebas, improvisasi, aktraktif, non natural dan
dinamis. Maka didapat bentuk lingkaran dan persegi empat yang digabung dengan memakai
gubahan massa tunggal asimetris yang akan terlihat lebih dinamis dengan bentuk yang tidak teratur.
Skala dan proporsi bangunan yang monumental akan membuat seseorang tebih dapat
memperhatikan keberadaan bangunan ini yang akan mempunyai kesan megah, gampang dikenali
menarik dan mendominasi dengan memasukkan irama pada bangunan mempunyai sequence,yaitu
pada variasi tinggi bangunan dan ukuran bukaan-bukaan dengan menerapkan bentuk openend dan
bebas 90° yang linear, bebas dan aktraktif sehingga akan terlihat gerak yang berkesinambungan
dan terus menerus dari fasade bangunan. Pada pemakaian struktur, yaitu pada struktur sebagai
pemikul beban dengan memakai kontruksi beton bertulang, shearwall dan rangka baja ataupun
mengeksposnya untuk mendapatkan estetika dari struktur dan pemakaian jenis material dipilih jenis
material yang bisa mengesankan keterbukaan dilihat dari kesan yang ditimbulkannya, seperti
pemakaian batu alam, beton, baja dll. Pada akhirnya bangunan Jogjakarta Musik Modern dapat
memenuhi kebutuhan akan gedung pertunjukan musik modern dan citra bangunan yang dapat
mengekspresikan dinamika musik modern.
Collections
- Architecture [3656]