Pengaruh Penempatan Kawat Strimin Diamond Dua Lapis terhadap Perilaku Lentur dan Geser pada Balok Beton Bertulang
Date
2006Author
Haqul Wicaksono, 00511189
Anton Yudi Pranoto, 00511197
Metadata
Show full item recordAbstract
Kawat strimin merupakan jaringan kawat baja atau baja tulangan yang
saling silang. Dalam penelitian ini, kawat strimin dari kawat baja dipakai arah
diagonal sebanyak dua lapis sebagai pengganti sengkang untuk perkuatan daerah
geser pada balok, dimensi balok 192cm x 30cm x 15cm. Tujuannya untuk
memperkecil resiko retak akibat gaya geser, yang cenderung terjadi tiba-tiba.
Selain itu, sifat dan perilaku balok menjadi lebih baik. Parameter dalam pengujian
balok, selain kuat desak, lentur, geser, tarik dan tarik belah beton. Desain
campuran beton dengan metode Departement of Environment dengan SK SNI T-
15-1991-03 (1991). Hasil dari pengujian ini mendapatkan perbedaan nilai
kekuatan lentur maupun geser, kekakuan, daktilitas antara sengkang dengan
tulangan baja dan kawat strimin serta pola retak. Variasi serta pola perletakan
kawat strimin pada balok yaitu BN, TSK, MSK2P, MSK2G, MS50K2G, MK2TS,
MK2GTS.
Hasil dari pengujian didapat balok MK2GTS memiliki daktilitas paling
besar, persentase terhadap BN sebesar 149%, untuk MSK2P, MSK2G,
MS50K2G, MK2TS adalah 45%, 172%, 59%, 77%. Pada beban retak miring
pertama, balok MSK2G beban retak miringnya paling besar, yaitu 150% dari
balok BN, sedangkan balok MSK2P, MS50K2G, MK2TS memiliki nilai yang
sama, sebesar 116,67% dari balok BN. Pada balok yang menggunakan sengkang
ataupun kawat strimin di sepanjang badan balok, saat terjadi keruntuhan kawat
strimin belum efektif menahan beban, karena pada saat kekuatan beton sudah
maksimum, kawat strimin baru bekerja menahan gaya tarik.
Pada pembebanan balok, kawat strimin yang dipasang pada daerah lentur
mempunyai pengaruhyang cukupbesardengan prosentase terhadap balok normal,
pada model MSK2P atau model balok dengan sengkang dan strimin dua lapis
penuh pada seluruh daerah geser dan daerah lentur,sebesar 17,5% lebih tinggi
terhadap prosentase balok normal, sedang pada balok model sengkang penuh dan
memakai kawat strimin dua lapis hanya pada daerah geser atau balok MSK2G
dengan prosentase pertambahannya sebesar 4,5%, dikarenakan hanya pada daerah
geser namun tetap memberikan kontribusi pada kekuatan lentur, balok MK2TS
yaitu balok tanpa sengkang tetapi memakai strimin dua lapis penuh pada daerah
geser dan daerah lentur, mempunyai nilai yang sama dengan balok normal,
sehingga kawat strimin dan sengkang mempunyai kekuatan yang sama dalam
menahan beban dalam penelitian ini, sedangkan balok yang mengunakan strimin
dua lapis hanya pada daerah geser dan pengurangan sengkang pada daerah geser
sebanyak 50% dari balok normal atau disebut balok MS50K2G, terjadi
pengurangan sebesar 4.6%, sama halnya dengan MK2GTS atau balok memakai
strimin dua lapis pada daerah geser dan tanpa pemakaian sengkang baik daerah
geser maupun daerah lentur mengalami penurunan sebesar 6,8% terhadar
prosentase balok normal, sedang lentur terkecil terjadi pada balok yang tidak
menggunakan sengkang maupun strimin yaitu 32% lebih kecil terhadap
prosentase balok normal.
Collections
- Civil Engineering [4258]