Hotel di Yogyakarta Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan
Abstract
Yogyakarta sebagai suatu pusat pendidikan, pusat kebudayaan dan salah
satu daerah tujuan wisata utama yang terkemuka memiliki potensi yang besar
dalam rangka memberikan sumbangan bagi pembangunan nasional. Seiring
dengan masuknya era globalisasi, sektor pariwisata ini akan terbuka bagi
penanaman modal asing untuk bidang-bidang akomodasi (hotel, motel,), pangan
(catering), angkutan pariwisata, objek-objek pariwisata, rekreasi dan usaha-usaha
pariwisata pokok lainnya maupun kegiatan lain non wisata , seperti
tercantum dalam surat keputusan menteri perhubungan Nomor SK.12/K/1971.
Citra Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata, selama
ini di kenal karena mempunyai kekhususan dan keunggulan daya tarik dalam
aspek budaya dan sejarah, dimana sifat klasik yang hidup di kalangan kraton,
atau dalam sanggar tertentu masih terasa dalam kehidupan masyarakat
Yogyakarta. Hal-hal yang klasik itulah yang menjadi kesukaan wisatawan
sehingga mendapat kunjungan yang cukup besar dari jumlah wisatawan di
Provinsi DIY. Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata dan transit, memiliki
sarana akomodasi yang di persiapkan untuk keperluan wisatawan, baik
wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Di dalam
perkembangannya sarana akomodasi yang ada di Yogyakarta di kelompokkan
menjadi dua bagian yaitu : Sarana akomodasi hotel berbintang dan hotel non
bintang.
Sarana akomodasi jenis hotel berbintang yang di gabungkan dengan
motel merupakan suatu tuntutan akan kebutuhan tempat menginap yang banyak
di sukai oleh wisatawan. Hal ini dikarenakan hotel dan motel berbintang memiliki
kekhasan dan pelayanan lebih baik di bandingkan jenis akomodasi lainnya, serta
berdasarkan dari kebutuhan tuntutan tamu yang akan menginap. Berdasarkan
lokasi yang akan di jadikan hotel dan motel, dipilih berdasarkan tempat yang
dapat menarik pengunjung dan pada jalur yang tidak jauh dari tempat obyek-obyek
wisata. Untuk itu maka hotel dan motel ini berada dekat dengan pusat
kegiatan di dalam kota. Jumlah kamar hotel dan motel berbintang di tentukan
berdasarkan jumlah pengunjung dan tingkat penghunian kamar (Occupancy)
setiap tahunnya. Hotel dan motel terdiri dari departement-departement setiap
bagiannya, dan setiap departementnya memiliki kepala bagian masing-masing.
Collections
- Architecture [3648]