Show simple item record

dc.contributor.authorAriefiansyah, 97511039
dc.contributor.authorRuby Fitriawan, 97511071
dc.date.accessioned2020-04-02T03:17:48Z
dc.date.available2020-04-02T03:17:48Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/19009
dc.description.abstractKerusakan jalan mengindikasikan kondisi struktural dan fungsional jalan sudah tidak mampu memberikan pelayanan optimal terhadap lalu lintas yang melintasi jalan tersebut. Pada ruas jalan Parangtritis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta banyak dijumpai kerusakan. oleh karena itu dilakukan penelitian di lapangan dan di laboratorium untuk mengetahui tingkat dan jenis kerusakan serta mengidenlifikasi penyebab kerusakan wing terjadi. Penelitian di lapangan adalah pengukuran tingkat kerusakan yang terjadi dengan cara mencari nilai Pavement Condition Index (PCI) dan pemeriksaan CBR lapangan tanah dasar (subgrade) dengan Dynamic Cone Penetrometer. Banyak dijumpai variasi jenis kerusakan pada ruas jalan Parangtritis tetapi yang dominan adalah alligator cracking, corrugation, bleeding, patching, dan block cracking. Dari penelitian CBR lapangan diketahui bahwa kondisi tanah dasar yang ada di lapangan didapati masih dalam keadaan baik. Penelitian yang di lakukan laboratorium dilaksanakan di laboratorium jalan raya Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia. Penelitian yang dilakukan adalah pemeriksaan ekstraksi aspal beton, pemeriksaan analisa saringan, pemeriksaan kepadatan aspal beton dan pemeriksaan kualitas aspal. Dari penelitian di laboratorium didapat kadar aspal ekstraksi untuk daerah utara didapalkan sebesar 7,083% dan kadar aspal untuk daerah selalan sebesar 7.635%, gradasi agregat sudah mengalami degradasi, dan didapalkan nilai kepadatan beton aspal untuk daerah utara sebesar 2,3042 gram cm³ dan nilai kepadan aspal beton untuk daerah selalan didapalkan sebesar 2.3118 gram cm³. Berdasarkan hasil penelitian maka dapal disimpulkan bahwa kerusakan yang dominan terjadi di daerah ulara ruas jalan Parangtritis adalah bleeding yang disebabkan oleh kadar aspal yang tmggi di dalam campuran serta telah terjadi konsolidasi batuan. Beban lalu lintas yang meningkat setiap tahun dengan repetisi beban yang cukup besar menyebabkan antar batuan bergesekan, gesekan ini menyebabkan terjadinya degradasi agregat. Batuan yang terdegradasi akan turun sedangkan hasil degradasi bersama-sama dengan agregat halus dan aspal akan naik ke permukaan. Karena degradasi agregat menyebabkan rongga dalam campuran berkurang dan bersama-sama dengan aspal akan naik ke permukaan. Pada ruas jalan Parangtritis bagian selatan jenis kerusakan yang dominan dijumpat adalah alligator cracking yang disebabkan oleh hal yang sama oleh penyebab terjadinya bleeding. Penyebab yang lainnya adalah terjadinya pengausan lapisan HRS. Dan hasil pemeriksaan kualitas aspal didapati nilai penetrasi sebesar 12 dan tilik lembek yang terjadi pada suhu 79 ºC. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aspal yang ada sudah mengeras yang ditandai dengan sudah berkurangnya sifat kelelehan plastis dan aspal tersebut sehingga menjadi getas dan sudah tidak mampu lagi mengikat agregat pada lapis perkerasan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectEvaluasi Tingkat Kerusakan Perkerasan Lenturen_US
dc.subjectRuas Jalan Parangtritisen_US
dc.subjectDaerah Istimewa Yogyakartaen_US
dc.titleEvaluasi Tingkat Kerusakan Perkerasan Lentur pada Ruas Jalan Parangtritis Daerah Istimewa Yogyakartaen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record