Solidifikasi Limbah Katalis RCC-15 sebagai Bahan Campuran Pembuatan Keramik
Abstract
Permasalahan limbah dewasa ini sering kali menjadi permasalahan bagi
industri-industri yang dalam proses produksinya menghasilkan limbah. Apalagi
limbah yang dihasilkan termasuk kategori bahan berbahaya dan beracun (B3).
Selama ini penangananan limbah B3 diserahkan kepada PT. Persada Pemusnah
Limbah Industri (PPLI) yang membutuhkan biaya cukup besar. Untuk
meminimalisasi biaya yang disebabkan oleh penanganan limbah ini, alangkah
lebih baik jika limbah ini dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat logam berat yang
terimmobilisasi dalam keramik yang telah ditambahkan limbah katalis dan
bahan-bahan aditif. Di samping itu juga untuk mengetahui kualitas kuat lentur
keramik, kualitas daya serap air dan persentase penambahan limbah katalis yang
optimum dalam pembentukan keramik.
Salah satu metode pengolahan yang digunakan adalah solidifikasi limbah
katalis sebagai keramik. Dalam proses solidifikasi ini, digunakan penambahan
variasi konsentrasi 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% limbah katalis dalam bahan-bahan
keramik, selanjutnya diberi air secukupnya dan dicetak dengan ukuran
10 cm x 10 cm x 1 cm. Keramik yang sudah dicetak dikeringkan dan dibakar dengan
suhu I200°C selama 16jam, masing-masing variasi percobaan dibuat 25 sampel
keramik. Terhadap benda uji keramik yang diperoleh, dilakukan uji kuat lentur,
uji daya serap air dan uji lindi dengan metode TCLP.
Penambahan limbah katalis dalam bahan-bahan pembuatan keramik
menunjukkan suatu hasil yang positif. Pada uji daya serap air, diperoleh bahwa
terjadi kenaikan tingkat daya serap air dari keramik yang tanpa katalis (9,88%)
hingga keramik dengan katalis 20% (11,90%). Hal ini terjadi karena kemampuan
daya ikat katalis untuk mengikat bahan-bahan yang lain sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan kaolin. Sehingga kerapatan keramik yang dihasilkan juga
lebih kecil. Sedangkan pada uji kuat lentur terhadap sampel keramik diperoleh
keramik tanpa katalis mempunyai kuat lentur 130.73 kg/cm² hingga penambahan
katalis 20% mempunyai kuat lentur sebesar 109.13 kg/cm². Penambahan limbah
katalis tidak memiliki dampak penurunan kuat lentur yang signifikan. Hal ini
terbukti, dengan penambahan katalis hingga 20%, kuat lentur yang dihasilkan
masih jauh diatas keramik pembanding yang ada di pasaran yaitu keramik Mulia,
KIA dan Diamond sebesar 29,25 kg/cm², 31,69 kg/cm², 21,94 kg cm². Sementara
itu pada uji TCLP diperoleh hasil yang bervariatif. Dari hasil yang diperoleh,
konsentrasi logam berat (Pb, Cr, Zn, Ni dan Cu) masih di bawah standar baku
mutu yang ditetapkan (P.P No 85 Tahun 1999) tentang Pengelolaan Limbah
Berbahaya dan Beracun (B3). Dari hasil penelitian secara keselurahan dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan limbah katalis sebagai campuran keramik
cukup aman dan memenuhi standar, baik secara fisik (daya serap air dan kuat
lentur) maupun secarakimia (uji TCLP).
Collections
- Environmental Engineering [1435]