dc.contributor.author | Fendhi Wijaya Putra, 98512129 | |
dc.date.accessioned | 2020-03-31T07:27:01Z | |
dc.date.available | 2020-03-31T07:27:01Z | |
dc.date.issued | 2003 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/123456789/18948 | |
dc.description.abstract | Seiring dengan tuntutan masyarakat yang senantiasa berubah ada yang terabaikan
dalam sebuah strategi pembangunan konservasi bangunan kuno / bersejarah yang
seharusnya dapat dikaji kelayakannya dan dikembangkan agar sesuai tuntutan jaman
sesuai dengan lingkup konservasi.
Dari adanya tekanan-tekanan yang ada maka dibuatlah sebuah pusat yang dapat
sedikit banyak mengurangi tekanan tersebut. Pusat Studi Konservasi Arsitektur Kolonial
di Surakarta diharapkan dapat menjadi wadah yang tepat. Dari pengertiannya adalah
Suatu tempat sebagai pokok pangkal urusan kegiatan pengkajian konservasi arsitektur
kolonial, dimana khasanah-khasanah tersebut didata, disajikan dan didokumentasikan
serta dikaji sebagai sarana pengembangan dan pelestarian Arsitektur Kolonial.
Sedangkan masalah lokasi dipilih pada daerah perdagangan Beteng, kawasan ini
terletak di pusat kota Surakarta yaitu pusat pemerintahan, perkantoran dan perbelanjaan
serta terdapat komunitas bangunan-bangunan peninggalan arsitektur kolonial yang
diharapkan dapat memberikan dukungan akan eksistensi Pusat Studi Konservasi
Arsitektur Kolonial. Permasalahan yang diangkat adalah Kontekstual Bangunan dimana
sebuah pendekatan perancangan dengan koherensi dan kesamaan visual yang mampu
menampilkan keserasian baik fungsi atau karakter bangunan dengan bangunan /
lingkungan sekitarnya. Hal ini karena adanya potensi-potensi fisik dari lokasi kawasan
perencanaan, maka pendekatan perancangan arsitektur kontekstual dirasa sesuai untuk
kontinyuitas visual dengan pertimbangan bangunan-bangunan kolonial dan lingkungan
yang ada didalam kawasan perdagangan beteng.
Fleksibilitas Ruang yakni suatu kemungkinan perubahan penataan ruangan sesuai
dengan tuntutan kebutuhan kegiatan yang ditampung. Latar Belakang Permasalahannya
adalah karena adanya penerapan OTDA, maka perlu pertimbangan fungsi bangunan yang
dapat memberikan pemasukan. Dan Sifat sebuah kegiatan konservasi sendiri akan
menyerap dana yang tidak sedikit.
Dari adanya sebuah fungsi bangunan pusat studi konservasi ini diharapkan
mampu untuk memberikan sebuah benteng yang kuat untuk sebuah usaha pelestarian dan
pengembangan bangunan colonial atau bersejarah. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | Pusat Studi Konservasi | en_US |
dc.subject | Arsitektur Kolonial Di Surakarta | en_US |
dc.title | Pusat Studi Konservasi Arsitektur Kolonial Di Surakarta | en_US |