Show simple item record

dc.contributor.authorRahmanto, Hendri
dc.contributor.authorSriharjo, Nuri
dc.date.accessioned2017-01-11T02:56:06Z
dc.date.available2017-01-11T02:56:06Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/1864
dc.description.abstractDistribusi karakteristik fisik dan mekanik baja tulangan polos di Yogyakarta secara umum sangat banyak ragamnya dan cenderung tidak sesuai dengan standar toleransi yang ditetapkan oleh PUBI maupun SII 0136-80 serta kurang/tidak proporsional dengan kebutuhan konsumen. Diagram tegangan regangan baja umumnya dianggap bilinier pada analisis maupun disain balok pada metode kuat batas (ultimit). Apabila analisis didasarkan atas diagram yang sesungguhnya, maka akibat "strain hardening" akan menambah balok untuk menahan beban. "Overstrenght Factor" adalah rasio antara kemampuan balok relatif terhadap kemampuan balok pada kondisi ultimit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan tegangan baja dengan analisis OVF sangat besar yaitu berkisar antara 30%-45%.en_US
dc.publisherUII Yogyakartaen_US
dc.subjectKarakteristik Fisik dan Mekaniken_US
dc.subjectBaja Tulanganen_US
dc.subjectYogyakartaen_US
dc.subjectImplikasinya pada Disainen_US
dc.subjectElemen Beton Bertulangen_US
dc.titleKarakteristik Fisik dan Mekanik Baja Tulangan di Yogyakarta dan Implikasinya pada Disain Elemen Beton Bertulangen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record