Peran Tiongkok Dalam Konflik Suriah: Perspektif Teori Quasi Mediation
Abstract
Konflik Suriah merupakan konflik yang terjadi akibat efek domino
fenomena Arab Spring pada 2010 yang terjadi di Tunisia yang kemudian menyebar
ke beberapa negara di Timur Tengah, termasuk Suriah. Konflik Suriah tidak hanya
dilatarbelakangi oleh terjadinya fenomena Arab Spring, melainkan juga karena
kondisi Suriah yang tidak stabil pada masa pemerintahan Bashar al-Assad. Konflik
tersebut telah melibatkan negara-negara major power untuk melakukan intervensi
di konflik tersebut. Ditengah-tengah peran dominan AS dan Rusia di konflik
Suriah, Tiongkok juga ikut terlibat aktif dalam melakukan mediasi kedua belah
pihak yang sedang konflik. Pada tahun-tahun sebelum terjadinya konflik tersebut,
Tiongkok merupakan negara yang enggan untuk terlibat dalam konflik-konflik di
Timur Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan Tiongkok di
konflik Suriah menggunakan perspektif teori quasi mediation dimana temuan dari
penelitian ini adalah keterlibatan Tiongkok berupa Multifacted Intervention.
Menggunakan teori tersebut, peneliti juga menemukan 4 alasan yang
melatarbelakangi peran Tiongkok: pertama, Tiongkok ikut terlibat dalam konflik
Suriah sebagai upaya pengamanan jalur Belt and Road Initiative BRI; kedua,
Tiongkok sedang mencari teman baru kawasan Timur Tengah; ketiga, Tiongkok
ingin menjaga stabilitas kawasan Timur Tengah dari kelompok teroris; dan
keempat, Tiongkok memiliki kepentingan untuk mengamankan pasokan energinya.
Collections
- International Relations [540]