PERAN KOREA SELATAN SEBAGAI NEGARA MIDDLE POWER DALAM KRISIS HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT – KOREA UTARA TAHUN 2017 – 2018
Abstract
Tulisan ini menunjukkan puncak hubungan Amerika Serikat – Korea Utara mengalami
ketegangan pada tahun 2017 yang kemudian disusul dengan perundingan pada tahun
2018. Krisis hubungan ini menimbulkan banyak ancaman bagi dunia internasional
terutama di Semenanjung Korea. Uji coba nuklir yang terus dilakukan oleh Korea Utara
mengancam negara-negara di kawasan, khususnya aliansi militer Amerika Serikat yaitu
Korea Selatan. Korea Selatan sebagai negara middle power berusaha melakukan aktivitas
diplomatik untuk mengatasi ketegangan diantara kedua negara tersebut. Variabel middle
power Korea Selatan dalam penelitian ini adalah melalui peran catalyst, facilitator,
manager. Peran catalyst menjadikan Korea Selatan menginisiasi hubungan kerjasama dan
dialog dengan negara yang memperebutkan power di kawasan yaitu Tiongkok dan
Amerika Serikat. Sementara, peran facilitator mengharuskan Korea Selatan bekerja
membentuk koalisi dengan aliansinya yaitu Amerika Serikat dan Jepang. Kemudian,
manager dilakukan dengan membangun kepercayaan dengan Korea Utara yang
setelahnya mengeluarkan deklarasi untuk menciptakan perdamaian. Demikian, tujuan
penelitian ini untuk melihat hasil dari peran Korea Selatan menggunakan konsep middle
power melalui tiga variabel yakni catalyst, facilitator, manager dalam krisis hubungan
Amerika Serikat – Korea Utara di tahun 2017 – 2018. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan sumber data sekunder yang akan dianalisa dalam bentuk
deskriptif analisis. Hasil penemuan tulisan ini menyarankan strategi Korea Selatan dalam
mengatasi krisis hubungan ini harus berkomitmen mengikat pada kerjasama tingkat
multilateral karena keberhasilan diplomasi middle power membutuhkan kontribusi mitra
koalisi yang mapan.
Collections
- International Relations [502]