Analisis Faktor Produksi, Efisiensi Produksi dan Perubahan Teknologi Industri Pakan Ternak Indonesia Tahun 1986-2002
Abstract
Sektor petemakan merupakan sub sektor dari sektor pertanian yang berkembang sangat pesat, perkembangan sektor peternakan tak lepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein bagi tubuh yang tersedia pada daging hewan ternak. Pesatnya usaha petemakan membuka peluang bagi investor dalam negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya dalam industri pakan temak, mengingat pakan ternak mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan suatu usaha petemakan.
Namun demikian mahalnya ongkos produksi termasuk bahan baku dalarn industri pakan ternak tekadang dijadikan alasan oleh produsen pakan ternak untuk menjual pakan ternak dengan harga yang relatif tinggi. Tapi benarkah ongkos produksi dalam industri pakan ternak mahal?, untuk menjawab pertanyaan tersebut pada penelitian berjudul " Analisis Faktor Produksi, Efisiensi Produksi dan Perubahan Teknologi Industri Pakan Ternak Indonesia 1986-2002 akan diteliti tentang sifat intensitas faktor produksi, sifat kemajuan teknologi d an perubahan efisiensi dalam industri pakan ternak selama periode penelitian yaitu tahun 1986-2002.
Penelitian ini menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas yang dianalisis dengan alat analisis regresi dan korelasi, disamping itu juga digunakan analisis yang bersifat deskriptif.
Hasilnya ditemukan bahwa produktivitas faktor produksi modal lebih besar dari produktivitas tenaga kerja, artinya, dalam perkembangannya proses produksi dalam industri ini mengalami perubahan, yaitu dari bersifat padat karya menjadi cenderung bersifat padat modal. Selain itu juga ditemukan bahwa selama periode 1986-2002 tidak terjadi efisiensi. Ketidakefisienan dalam proses produksi pakan ternak terjadi karena belum optimalnya penggunaan input variabel yaitu bahan baku, sehingga kapasitas produksi yang begitu besar tersia-sia. Hal itu menyebabkan tidak terpenuhinya permintaan pasar dalam negeri dengan harga yang terjangkau. Penggunaan satuan rupiah menjadi kelemahan dari penelitian ini, karena tingkat inflasi dari tahun ke tahun berubah-ubah sehingga menyebabkan nilai output maupun input yang digunakan tidak stabil.
Collections
- Economics [2138]