| dc.description.abstract | Masalah tumbuh kembang merupakan proses kronis yang dapat menetap pasca 1000 hari pertama kehidupan (HPK), sehingga tumbuh kembang harus dipantau secara berkala untuk mendapatkan hasil yang baik. Stunting merupakan salah satu masalah pertumbuhan yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental anak, kapasitas intelektual, dan berisiko terhadap penyakit. Nutrisi berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Selama bayi berusia 0-6 bulan, sumber utama nutrisi yang optimal berasal dari air susu ibu (ASI) eksklusif. Cakupan ASI eksklusif di Kota Yogyakarta pada tahun 2017 adalah sebesar 66,13%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo II Yogyakarta. Rasio tinggi badan terhadap umur (TB/U) dinilai dengan tabel menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak dengan kriteria stunting adalah TB/U ≤ -2 SD. Jumlah sampel yang dianalis sebanyak 194 anak. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil menunjukkan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo II Yogyakarta sebesar 68%. Sedangkan anak usia 2-5 tahun yang mengalami stunting sebanyak 22,2%. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa ASI eksklusif tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian stunting (p = 0,403; 95% CI 0,666 – 2,478). Tetapi, ASI eksklusif dapat menjadi faktor proteksi dalam kejadian stunting (OR = 1,353), dimana anak yang tidak mendapat ASI eksklusif berisiko 1,353 kali lebih besar untuk mengalami stunting. | en_US |
