OPTIMASI BATAKO SEKAM PADI YANG DICETAK SECARA MANUAL (OPTIMIZATION OF RICE HUSK CONCRETE BLOCK THAT HAND CASTED)
Abstract
Kabupaten Sleman memiliki banyak area persawahan, sehingga menghasilkan
banyak buangan hasil pertanian berupa sekam padi. Sekam padi adalah kulit luar dari
butiran beras yang sifatnya keras dan sulit terdegradasi secara alami. Pemanfaatan sekam
padi masih jarang dimanfaatkan di wilayah ini sebagai bahan dalam pembuatan batako.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan optimasi bahan susun dan proses
produksi batako sekam padi untuk mendapatkan batako yang dicetak manual tanpa mesin
agar sesuai standar SNI 03-0349-1989 tentang bata beton atau batako.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dimulai dari investigasi
bahan susun batako, pembuatan batako dan pengujiannya. Bahan susun batako meliputi
semen, abu batu, dan sekam padi yang dicampur dalam berbagai variasi. Metode
pencetakannya dilakukan secara manual tanpa bantuan mesin. Sesuai dengan SNI 03 0349
1989, pengujian yang akan dilakukan meliputi kuat tekan dan penyerapan air. Selain itu,
akan dihitung pula harga pokok produksinya agar dapat dibandingkan dengan harga batako
yang ada di pasaran.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa proses pencetakan dapat dilakukan dengan
mudah dengan dicetak secara tidur dan tanpa bantuan mesin. Proses ini akan menghasilkan
batako yang presisi, namun jumlah batako perhari bisa dicetak dengan dua pekerja adalah
60 buah per hari. Batako dengan bahan susun semen : abu batu : sekam padi dengan
perbandingan sebesar 1 : 3 : 2,5 akan menghasilkan dengan kuat tekan tertinggi sebesar
79,931 kg/cm² yang termasuk dalam kategori mutu bata beton pejal Mutu II. Mutu IV dapat
diperoleh pada komposisi campuran 1:3:6 dengan kuat tekan sebesar 25,24 kg/cm2,
sementara syarat SNI adalah 21 kg/cm2. Sementara itu, hasil uji serapan air untuk semua
komposisi memenuhi syarat SNI, dengan penyerapan air tertinggi pada komposisi 1:3:10
dengan nilai 17,33%. Harga batako Variasi V adalah sebesar Rp 7.215,- yang lebih mahal
dibandingkan dengan harga batako di pasaran yang sejenis sebesar Rp 3.100 sehingga
dapat dinyatakan tidak layak secara ekonomi.
Collections
- Civil Engineering [4192]