dc.description.abstract | Bangunan kantong lumpur merupakan salah satu jaringan irigasi yang fungsinya untuk
mengendapkan sedimen yang masuk dan meminimalisir agar sedimen yang mengganggu daerah
irigasi tetap tertahan di bangunan. Kinerja bangunan kantong lumpur dipengaruhi oleh karakter
sedimen yang masuk, debit, dan dimensi bangunan kantong lumpur. Tiga hal sangat berpengaruh
dalam menentukan kinerja bangunan kantong lumpur. Studi kasus yang diambil dalam penelitian
adalah bangunan kantong lumpur di bendung Karangtalun, Kabupaten Magelang.
Untuk mengetahui angkutan sedimen yang masuk dipakai metode Meyer-Peter dan Muller
(MPM). Untuk mengetahui dimensi bangunan kantong lumpur dilakukan pengukuran langsung di
lapangan dengan alat bantu Theodolit, sedangkan kecepatan aliran dicari dengan alat bantu Current
Meter. Karakter sedimen didapatkan dari pengujian laboratorium yang terdiri dari uji berat jenis, uji
berat volume, dan uji distribusi butiran sedimen. Kapasitas bangunan kantong lumpur dapat dicari
dari dimensi yang sudah diketahui dari pengukuran langsung. Kemudian dibandingkan antara
sedimen yang mengendap dengan kapasitas kantong lumpur.
Dari analisis yang dilakukan pada luas penampang 25,1338 m2 dengan debit 10,49 m3/det
didapatkan nilai angkutan sedimen layang (Suspended load) yang mengendap sebesar 7,74x10-4
m3/hari, sedimen dasar (Bed load) sebesar 502,12 m3/hari, maka sedimen total sebesar 502,12
m3/hari. Kapasitas sedimen yang dapat ditampung oleh bangunan kantong lumpur di bendung
Karangtalun sebesar 8264,49 m3. Balai Besar Wilayah Serayu Opak melakukan pembilasan selama
14 hari sekali, sedimen yang mengendap selama 14 hari sebesar 7029,68 m3, maka kantong lumpur
bendung Karangtalun mampu menampung sedimen yang masuk. | en_US |