dc.description.abstract | Menjadi wanita ditengah masyarakat patriarkhi memang tidak mudah. Terlebih bila
kaum laki-laki mengggunakan ayat-ayat Allah yang dijadikan tameng atau
pengendalinya, serta disokong secara sosiologis oleh masyarakat setempat yang
menempatkan wanita pada posisi subordinasi. Peran sosial perempuan melalui
pergerakan sosial perempuan adalah salah satu isu krusial dan lumayan sensitif
yang banyak melahirkan penolakan yang cukup besar. Lebih mengherankan lagi
bila penolakan ini menyandarkan diri atas nama agama. Semua itu seakan
mengabsahkan bahwa sejarah dan pengalaman hidup yang riil dalam masyarakat
dianggap tidak ada. Perdebatan tentang wanita yang aktif dalam peranan sosial dari
masa kemasa memang menarik untuk dikaji, terutama bila peranan wanita ini
sampai bisa mengambil alih peranan laki-laki. Belakangan ini pergerakan
perempuan besar mengarah pada komunitas pembangunan. Karena pembangunan
telah banyak menimbulkan dampak sosial, budaya, politik dan ekologis yang harus
ditanggung oleh masyarakat yang dikenai pembangunan tersebut. Ekofeminisme
adalah suatu gerakan sosial yang dimunculkan dari gerakan politik maupun kritik
dari kaum intelektual bersama dengan feminisme dan environmentalisme.
Ekofeminisme dapat dianggap seabagai persatuan gerakan politik dan etika yang
terbuka, fleksibel yang tidak memunculkan kerangka teoritis atau epistomologi
tunggal yang dimiliki bersama. Usaha gerakan dan kritik ini di tujukan kepada
budaya yang sudah mengakar kuat dalam tatanan hidup masyarakat luas yang
bahkan sudah tertanam sejak ratusan tahun lalu. Secara teknis ekofeminisme oleh
para ilmuan sosial digunakan untuk memahami fenomena terpuruknya kehidupan
perempuan akibat perbuatan yang bersifat destruktif terhadap alamVandana Shiva
menjelaskan bagaimana perempuan merupakan subjek yang paling dekat dan intim
dengan alam, sehingga pada saat konsep pembangunan menundukkan alam muncul
juga diskriminasi dan penindasan terhadap perempuan. Dengan menjelaskan
praktik sebagai prinsip feminitas, Shiva berusaha menunjukan bahwa alam dan
perempuan merupakan produsen atau penghasil kehidupan, dimana perempuan
perempuan menyelenggarakan kehidupan melalui peran sosialnya. Tulisan ini
bertujuan untuk menawarkan gerakan sosial perempuan ekofeminisme sebagai
suatu konsep etika lingkungan dengan memetakan gerakan sosial perempuan
ekofeminisme dalam perspektif maqasid al-syari’ah dengan mangaju pada
kalibrasi antara tujuan pergerakan dan tujuan dari maqasid al-umurdh dharuriyah,
serta bagaimana kontribusi dari tulisan ini dapat merumuskan kaidah-kaidah fiqh
yang dapat memecahkan masalah sosial yang sedikit merugikan kaum perempuan
karena mereka merasa pergerakan mereka yang tertahan oleh kaidah-kaidah lama. | en_US |